Terimakasih atas kunjungannya ke blog adilablogs , Jangan lupa meninggalkan jejak berupa KOMENTAR.

Sabtu, 24 September 2011

Sinopsis My Fair Lady – Episode 3

Hae Na, Dong Chan, dan Tae Yoon saling berhadapan di luar restoran. Hae Na akhirnya tahu bahwa Tae Yoon adalah teman kencannya dan menjadi marah. Dia tidak suka pergi ke kencan yang sudah diatur. Namun, kesombongannya diaduk-aduk saat Tae Yoon juga bilang kalau hal kayak begitu tidak menarik sama sekali. Dalam hal ini, Dong Chan berpura-pura kalau kepentingan Hae Na sudah diinka-injak, tapi sejujurnya dia senang karena lawan paling potensial sudah pergi.
Penolakan Tae Yoon pada kencan itu sangat sopan dan dikatakan sambil tersenyum. Jadi tidak membuat Hae Na marah. Tapi sebaliknya, dia merasa sangat bingung dan kecewa. Bukan karena dia tertarik pada Tae Yoon tapi dia marah pada kakeknya yang mengatur kencan untuknya. Hae Na mengancam akan kabur bila kakeknya terus berbuat seperti itu. Namun kemudian, Hae Na malah memikirkan Tae Yoon.
Tae Yoon marah melihat berita di televisi yang mengumumkan kalau Yoo Sang Group mengalami masalah dan harus diberhentikan. Banyak orang turun ke jalan memprotes keputusan tersebut dan, cerita itu menjadi headline di berita-berita. Tae Yoon juga diundang ke acara peluncuran toko fashion Su Ah. Sebenarnya dia tidak suka menghadiri acara seperti itu namun, Su Ah begitu menyukai pria itu. Dia tidak keberatan kalau sebenarnya Tae Yoon sudah dipasangkan dengan Hae Na.
Su Ah mempersiapkan acara launcingnya, senang pada perhatian yang didapatnya sampai Hae Na muncul dan mencuri perhatian semua orang. Kehadiran Hae Na membuat kegemparan dan Su Ah tidak senang. Kedua sepupu itu saling bertukar pandang, saling mengejek selera berbusana masing-masing yang payah. Hae Na jelas dapat memenangkan pertengkaran itu dengan menyebut Su Ah tidak fashionable. Sementara itu, ibu Su Ah, Mi Ok, juga tidak suka melihat kehadiran ibu Eui Joo, Seung Ja. Dia bersusah payah untuk sembunyi.
Tae Yoon sampai di pintu masuk dan bertanya pada Eui Joo dimana tempat berlangsungnya acara launching. Eui Joo menuntunnya kesana tanpa menyadari kalau pria itu adalah pengacara yang Su Ah minta pada Eui Joo agar dibawa langsung padanya ketika pria itu tiba. Eui Joo baru tahu identitas pria itu saat Direktur Kang menyapanya dengan sangat antusias.
Sementara itu, Hae Na melihat kesana kemari sambil berharap akan melihat Tae Yoon. Saat sedang menunggu, dia berlari ke teman kencan butanya yang pertama, yang lagi-lagi mencoba untuk memukulnya. Dia sadar kalau pria itu sangat memuakkan dan menyandungnya hingga dia jatuh dengan meja makanan. Dia marah-marah, merasa direndahkan, dan belepotan oleh makanan.
Di sisi lain, Dong Chan ingin sekali pergi. Dibawah tekanan untuk membayar hutangnya, dia harus membuat Hae Na jatuh cinta padanya segera sehingga dia bisa melunasi hutangnya dalam waktu cepat. Jadi seorang rival sangat tidak diinginkan. Dia ingin mengajak Hae Na keluar sebelum Tae Yoon membuatnya terkesan. Ketika Dong Chan mengajak Hae Na kabur, dia mencoba-coba mencari preman yang disewanya untuk menjalakan rencananya untuk memenangkan hati Hae Na. Dia berkhayal menjadi seorang pahlawan yang menyelamatkan Hae Na. Sayangnya, mereka didekati oleh orang-orang sewaan pria yang dihina Hae Na di pesta tadi yang ingin memberi pelajaran pada Hae Na.
Dong Chan menyadari keanehan ini dan menarik tangan Hae Na untuk kabur tapi malah terpojok. Dong Chan bergumam pada Hae Na kalau dia akan membuat pengalihan dengan cara melemparkan diri pada penjahat itu sementara Hae Na harus pergi ke tempat aman dan menelpon polisi. Awalnya Hae Na menolak karena kasihan membayangkan Dong Chan dipukuli, namun akhirnya setuju juga – tapi dihentikan oleh pendatang baru: Tae Yoon.
Tae Yoon dengan cerdik memegang kendali dan membantu melawan para penjahat itu. Keduanya sukses. Namun, Dong Chan merasa sangat tidak senang pada bantuan Tae Yoon itu. Sementara itu, Hae Na semakin tertarik saja pada pria itu. Ini benar-benar diluar rencana Dong Chan! Dia harus membuat rencana baru.
Pertama-tama, dia membuat sebuah panggung romantis. Ketika Hae Na mendekat, Dong Chan mulai memainkan sandiwaranya, duduk di depan piano seolah-olah akan memainkan piano untuk dirinya seorang dan berharap Hae Na akan mendekatinya karena sensitifitas dan bakatnya. Dia mulai memainkan lagu “Hello”.
Tapi Hae Na sama sekali tidak terkesan. Dia malah meminta Dong Chan untuk memainkan lagunya SNSD dan bertanya apakah dia tahu lagunya Wonder Girls yang ‘Nobody’? Dong Chan jelas tidak tahu yang kayak begitu!
Hae Na berkata kalau malam ini dia pasti tidak bisa tidur (karena terlalu sibuk memikirkan Tae Yoon) namun dia hanya bilang kalau pendingin ruangannya rusak. Dong Chan menawarkan diri untuk memperbaikinya karena ingin melanjutkan rayuannya – bahkan menyusun rencana agar terjatuh di atas Hae Na. Namun, sekali lagi dia sama sekali tidak terkesan! Jadi dia menyusun kembali rencanya di kamar mandi. Dia akan melancarkan gerakan lembut – namun Pak Jang keburu memergokinya.
Karena ingin sekali bertemu Tae Yoon, Hae Na pergi berbelanja untuk membeli hadiah ucapan terima kasih. Dia mengantarkan sendiri pakaian mahal ke kantor Tae Yoon namun sayang dia tidak ada disana. Su Ho memutuskan untuk mengambil keuntungan dari keadaan itu untuk meminta Hae Na menandatangani sebuah dokumen – dokumen resmi penutupan Yoo Sang Group. Dengan senang, Hae Na menandatanganinya.
Setelah menunggu beberapa saat, Hae Na akhirnya mendapat telpon dari Tae Yoon. Dia bertemu pria itu di restoran dan berharap mendapat terima kasih atas hadiahnya. Namun, Tae Yoon menolak dengan sopan. Tae Yoon bercerita tentang saat-saat pertama dia menyadari perbedaan antara dirinya dengan orang biasa. “Uang adalah benda yang menakutkan dan memalukan,” kemudian menambahkan kalau Hae Na juga menjalani hidup yang mewah, “Pernahkah kau merasa malu?”
Hae Na menyadari perbedaan ini dan berpikir bahwa Tae Yoon terlalu berpikir jauh dalam membuat kesimpulan dengan penolakannya terhadap status keluarganya sendiri dan memilih menjalani hidupnya seperti sekarang. Tae Yoon mengakui kalau mungkin berlebihan menjalani hidup seperti sekarang tapi dia puas. Tae Yoon merasa kalau ada banyak cara untuk mengungkapkan perasaan pada orang selain dengan uang. Cara ini – memberikan hadiah mahal – adalah cara yang ditolak Tae Yoon.
Ketika menemani Su Ah ke mansion, Eui Joo berpapasan dengan Dong Chan dan kaget melihatnya bekerja disana. Dia mengatakan kalau dia adalah sekretaris president dan Eui Joo kecewa karena dia telah berbohong. Dong Chan mengatakan kalau dia malu mengakui hanya bekerja sebagai pengawal pribadi Hae Na.
Malam itu, Dong Chan sedang mempraktekkan cara membawa pesanan di gudang anggur ketika dia mendengar sebuah suara. Dia beralih ke pojok dan menemukan Hae Na sedang meringkuk di lantai, sedang mencoba membuka sebotol anggur. Dong Chan sadar kalau dia sedang tertekan dan dia sendiri juga sedang tidak enak hati sebab Eui Joo menolak telponya. Dia menyetujui ajakan Hae Na untuk minum bersama dan menceritakan masalahnya karena telah membohongi teman dekatnya. Tapi dia tidak menjelaskan secara detail kalau masalah itu berhubungan dengan uang. Sesuatu yang tidak akan dimengerti Hae Na.
Hae Na juga menceritakan pertemuannya dengan Tae Yoon, yang juga bersinggungan dengan uang. Dia selalu sakit oleh urusan yang berhubungan dengan uang lalu dengan pahitnya berkata, “Apa sebuah kejahatan bila aku punya uang?”
Berikutnya mereka diganggu oleh sepasang kekasih yang masuk ke ruangan itu untuk bersenang-senang. Dong Chan menyuruh Hae Na diam lalu menuntunnya keluar tanpa diketahui oleh pasangan itu.
Mereka pergi ke halaman dan melepaskan semua hal negative yang terjadi pada mereka dalam keadaan mabuk. Mereka duduk di bangku bersama menghadap ke danau. Terkantuk-kantuk, Hae Na bergumam tentang penolakan Tae Yoon. Kali ini, Dong Chan mengatakan bahwa seharusnya dia melupakan Tae Yoon. Hae Na setuju dan jatuh tertidur di bahu Dong Chan.
Dia memapah Hae Na ke tempat tidurnya, memandangnya dengan ekspresi baru, dan kelihatannya Dong Chan merasakan emosi tak terduga. Perasaan itu berlanjut keesokan harinya. Saat itu Pak Jung dan Nona Jang sedang menginterogasi para staf atas anggur yang hilang. Dua pelayan terlihat gugup. Namun, Hae Na muncul dan mengatakan bahwa dia yang sudah meminum anggurnya hingga membuat pasangan yang tadi malam itu bebas dari hukuman.
Masalah baru mucul lagi. Tanda tangan Hae Na dalam aksi protes terhadap Yoo Sang Group menjadi berita. Karena dia adalah pewaris Kang San Group jadi hal ini memunculkan spekulasi lain. Kakek Kang sangat risau, berpikir kalau Tae Yoon telah memanfaatkan mereka untuk keuntungannya. Hae Na bersikeras kalau dia menandatangani pernyataan itu atas keinginannya sendiri dan Tae Yoon sama sekali tidak tahu hal itu.
Tae Yoon sangat tidak senang atas keributan itu dan menyalahkan Su Ho karena sudah memanfaatkan situasi. Dia seharusnya tidak melakukan itu. Namun, Tae Yoon harus menghadapi masalah lain: kakaknya masuk ke dalam kantornya sambil marah-marah karena ikut dalam melawan keluarganya sendiri. Lebih-lebih dia melibatkan Hae Na dalam masalah itu. Hae Na yang kebetulan berkunjung ke kantor Tae Yoon berhenti waktu mendengar namanya disebut. Tae Yoon ditampar oleh kakaknya. Namun dia bereaksi tenang dengan mengatakan kalau sudah beratahun-tahun sejak bereka bersikap seperti keluarga sejati. Ketika situasi semakin memanas, Hae Na masuk dan menjelaskan kalau dia menandatangani dokumen itu atas keinginan sendiri dan Tae Yoon tidak tahu hal itu.
Karena sudah sangat kesal, Tae Yoon meledak. Hae Na mnengikutinya turun, mengabaikannya ketika dia bilang mereka akan bicara lagi nanti, dan mengkritiknya karena sudah mengabaikan keretakan keluarganya.
Waktu Hae Na bilang dia bodoh, Tae Yoon berhenti dan mendorong Hae Na ke dinding. Sambil meredam kemarahannya dia bertanya, “Apa kau menyukaiku?” Berikutnya, Hae Na mengikuti Tae Yoon, mengganggunya. Mungkin saja benar, namun Hae Na tidak siap mengakuinya. Jadi Hae Na mencoba untuk menjauh bersama keangkuhannya. Tae Yoon memeganginya, hingga tiba-tiba Tae Yoon diputar dan dipukuli. Dong Chan ada disana, marah, dan berteriak, “Lepaskan tanganmu darinya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar