Terimakasih atas kunjungannya ke blog adilablogs , Jangan lupa meninggalkan jejak berupa KOMENTAR.

Sabtu, 10 September 2011

Sinopsis Wish Upon A Star – Episode 20 (Final)


Setelah menjalani operasi, Nam mulai membaik dan dia bisa diajak pulang besok. Pal-kang ingin memindahkan adik2nya kembali ke apartemen Eun-mal. Semua orang berpikir itu tidak perlu, mengingat dia sedang berkencan dengan Kang-ha. Pal-kang tetap teguh pada pikirannya itu, yaitu untuk mendapatkan tempat sendiri begitu ia punya uang. Kang-ha tidak memandang seperti itu, dan bertanya apakah ini adalah harga diri Pal-kang lagi. Kang-ha bahkan menyebut Eun-mal “nenek kami,” bertanya bagaimana Pal-kang bisa membebankan situasi yang sulit padanya.
Pal-kang mulai protes, tapi Kang-ha terus memperjelas perkataannya, mengingatkan Pal-kang bagaimana dia dibuat kacau soal tanda tangan kontrak buat melindungi perpanjangan kontrak. Dan dia hanya akan melupakannya begitu saja? Pal-kang berujar pada Kang-ha, “Kau tahu kenapa aku melakukan ini.” Kang-ha meringis dan meraih tangan Pal-kang untuk membawanya keluar dari ruangan buat ngomong empat mata. Semua orang menggangap ini keren.
Ini adalah adegan lucu sebab Kang-ha yang kesal bertanya pada Pal-kang apakah dia menderita penyakit egois? – Dia keluar karena Jun-ha, kan? Apakah karena Pal-kang berpikir Jun-ha masih cinta padanya? Kang-ha mengatakan bahwa Jun-ha akan baik-baik saja: “Itu yang paling bisa kita lakukan untuknya. Jika ia bertindak seolah-olah tidak ada yang salah, kita harus melakukan hal yang sama untuknya. “
Kang-ha mengatakan kepadanya Pal-kang bukan tipe wanita yang membuat pria terpaku lama. “Ini tidak seperti wajahmu yang cantik, atau sosokmu yang menarik. Dan kau bukan Jang-geum, atau hebat menjaga rumah.” Pal-kang juga tidak begitu hebat dalam pekerjaannya dan dia punya lima saudara untuk diurus. Ini adalah usaha Kang-ha untuk meyakinkan Pal-kang bahwa Jun-ha tidak akan mengejarnya, tapi Kang-ha membakar amarah Pal-kang. Pal-kang memperingatkan, “Aku pikir kau membuat kesalahan besar” dan pergi dengan kesal.
Kakek Jung memiliki ide melihat keterlibatan Min-kyung dalam semua kekacauan ini, dan mencoba untuk membuatnya mengaku. Pertama Kakek menjelaskan masa lalunya sendiri, berkata kalau dia melakukan banyak dosa dalam hidupnya. Dia pernah begitu terpaku pada uang dan mengabaikan keluarganya, dan mereka menderita karena dia. Rumah sakit adalah usahanya untuk menebus dosa itu tapi dalam mengejar tujuan itu, dia tidak membuat anaknya sendiri menderita.
Oleh karena itu, Kakek menyarankan, “Berhentilah selagi kau masih bisa.” Dia mendesak Min-kyung mengakui dosa-dosanya dan menerima hukumannya. Min-Kyung bingung dengan konfrontasi langsung ini namun berkeras mengatakan dia tidak tahu apa yang kakek bicarakan dan buru-buru permisi pergi. Min-kyung yakin dia melewati titik dimana dia tidak akan bisa kembali lagi, dan meskipun dia gagal “sebagai seorang wanita dan orang,” dia tidak ingin gagal sebagai seorang ibu.
Setelah melepaskan Kang-ha, Jae-young telah lebih bebas, dan bicara filosofis pada Jun-ha tentang mengapa Pal-kang mampu memenangkan Kang-ha ketika orang lain tidak. Jae-young akhirnya sadar itu karena ia tidak pernah menjalani semuanya sendiri, sementara Pal-kang sibuk bekerja untuk lima saudaranya. Melihat usaha Pal-kang pasti memberi pengaruh pada Won bersaudara, sementara Jae-young bertanya-tanya mengapa dirinya tidak dipedulikan. Dia mengatakan kepadanya, “Aku berdiri sendiri juga. Aku mungkin jatuh, tapi aku ingin berdiri sendiri. Ketika itu terjadi, apakah kau tidak akan mengulurkan tangan dan hanya bersama denganku saja? ”
Karena Kang-ha telah memenangkan pertengkaran, keluarga Jin kembali ke rumah, dimana Tae Kyu cemberut pada pamannya dan tetap memanggil Pal-kang dengan namanya. Ini adalah pemberontakan melawan Kang-ha, dan menunjukkan keengganannya untuk menerima Pal-kang sebagai pacar pamannya. Tae Kyu protes bahwa dia tidak akan menyerah, dan terus berteriak, “Pal-kang-ah!”
Sementara Kang-ha sibuk dengan Tae-kyu, Pal-kang dan Jun-ha mengobrol, dan Pal-kang bertanya apakah Jun-ha merasa dia lancang karena kembali ke rumah. Jun-ha mengatakan dia harus pensiun klub sharing mereka, karena mereka tidak lagi punya rahasia untuk dijaga. Namun, Jun-ha bahagia telah menjadi anggota, “Dan aku benar-benar menyambut kau kembali.” Jun-ha memberitahu saudaranya bahwa ia akan mengambil alih tugas mengurus Tae-kyu, karena Kang-ha harus beralih ke tempat lain sekarang.
Malam itu Kang-ha membicarakan hubungan mereka, tapi dengan cara lamanya yang sentiementil: “Ayo kita menikah, jika kau tidak sibuk.” Melihat reaksi kosong Pal-kang, Kang-ha bertanya apakah dia harus menyanyikan sebuah lagu, memberikan sebuah cincin, dan berlutut: “Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu karena itu memalukan.” Datar, Pal-kang menjawab: “Tidak, aku tidak bisa, karena aku sibuk.”
Kang-ha menjelaskan, “Aku melamarmu sekarang.” Pal-kang menjawab, “Aku menolak saat ini.” Kang-ha bahkan menambahkan, “Aku pria yang cukup populer, kau tahu.” Pal-kang menjawab kalau dia terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk menikah, dan membalas kata-kata Kang-ha – dia tidak cantik, atau menarik atau seorang juru masak yang baik, sehingga menikahinya adalah hal konyol pula. Jika ia menikah sekarang, dia harus menghabiskan seluruh hidupnya berterima kasih pada Kang-ha karena telah menyelamatkannya. Sedangkan, yang lain akan mengejeknya karena menikah dan berubah menjadi Cinderella.
Penjelasan pertama Pal-kang memang sangat menggoda tapi dia serius pada penjelasan yang kedua dan untuk itulah, dia tidak bisa menikah sampai dia menyadari mimpinya : “Aku akan menjadi Ratu Asuransi. Jadi aku akan sibuk.” Jawaban Pal-kang membuat Kang-ha percaya sehingga dia menjadi gagap, dan mengeluh,”Mengapa kau tidak bisa punya mimpi yang nyata!” Pal-kang menyelami pekerjaannya dan naik peringkat. Atasan Pal-kang senang dengan penampilannya, tapi dia tidak puas dan meningkatkan usahanya.
Salah satu klien Pal-kang berakhir di rumah sakit, dan orang ini akan menimbulkan masalah. Orang ini gangster, dan keterangan pada pembayaran asuransi menyebutkan kalau dia bekerja dalam bidang tipu menipu. Namun, Pal-kang tidak lekas mengerti. Dia percaya bahwa kliennya itu terluka parah dan bahwa dia akan terbaring di tempat tidur selama sisa hidupnya. Ada rekaman kecelakaan tabrak lari yang menguatkan klaimnya. Anak buah grangster itu yang mengobrol dengan seorang dokter tidak cukup membuat Pal-kang curiga.
Kang-ha menemukan kejanggalan pada klain asuransi pria itu dan berniat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dia menduga Pal-kang pasti protes, tapi Pal-kang menerima hal ini. Jika ada masalah, maka demi keuntungan klien, segala sesuatunya harus diurus dengan benar. Dengan prihatin, Kang-ha bertanya apakah Pal-kang makan dengan benar, dan memintanya untuk merawat dirinya sendiri. Pal-kang mengatakan bahwa dia baik-baik saja, tapi Kang-ha ingin memastikan dia mengerti, dan berkata dengan tenang:
Kang-ha: “Apa kau menjadi ratu asuransi atau tidak, tidak mengubah segalanya. Sama seperti kau memahami pria yang disebut orang berdarah dingin, hal yang sama berlaku bagiku. Pada hari kau keluar membawa Nam dan aku memintamu untuk naik ke dalam mobil, saat itulah aku mulai melihat wanita yang tidak terlihat yang selama lima tahun berada di sekitarku. Jadi aku mengganti popok Nam, naik kereta bawah tanah, memakai pakaian basah saat kedinginan. Dan ketika kau memberiku ubi jalar, aku berpikir, “Ah, wanita ini mungkin orang yang aku cari.” Itu sebabnya tidak akan ada yang berubah, karena kau cukup begitu saja. “
Jika Pal-kang harus melakukannya dengan caranya, Kang-ha menambahkan, Pal-kang bisa melakukannya dengan cara itu. Tapi dia meminta Pal-kang agar tidak memaksakan dirinya bekerja terlalu keras, “karena itu lebih buruk daripada membuatku menunggu.”. Sementara itu, mata Pal-kang telah penuh air mata akibat kata-kata manis Kang-ha. Ketika Kang-ha meminta Pal-kang untuk berjanji bahwa dia akan bersikap santai, Pal-kang mengangguk.
Kakek meminta Kang-ha untuk memastikan kalau Jung-ae dan anaknya akan mampu bertahan, bahkan jika mereka bukan keluarganya. Kakek juga bertemu dengan mereka lagi, berharap Jung-ae bisa mengingat sesuatu untuk membantunya mempersempit pencariannya. Jung-ae tidak tahu banyak, tapi mengatakan bagaimana dia dan ibu Pal-kang membesarkan anak tanpa ayah dimana hal ini mendapat perhatian kakek. Tapi – bukan ayah Pal-kang bernama Jin Se-yong?
Jung-ae tahu kalau kakek tidak tahu, dan menjelaskan bahwa tidak, ibu Pal-kang menikahi Jin Se-yong ketika Pal-kang berusia sekitar lima tahun. Jung-ae tidak tahu siapa ayah Pal-kang dan ibu Pal-kang tidak pernah mengatakan apapun, jadi ia menganggap jika mereka berada dalam situasi yang sama. Kakek bertanya-tanya apakah ini berarti kalau Pal-kang mungkin cucunya. Kang-ha memikirkan hal yang sama, tetapi untuk memastikan, dia menyarankan agar mereka melakukan tes DNA. Min-kyung mendengar ini dari kakaknya, dan dia mendesak kakaknya untuk menukar sampel darah – tidak dapatkah dia berbuat banyak untuk keponakannya sendiri?
Para gangster bodoh karena berbicara tentang penipuan mereka di rumah sakit, di mana Pal-kang dengan tidak sengaja mendengar mereka mengatakan bagaimana mereka akan memilih peringkat terendah dalam klaim asuransi mereka. Pal-kang menelepon Jang-soo dan Jin-ju untuk mengadakan pertemuan darurat guna menyelidiki hal ini. Setelah melakukan konfirmasi ke kantor polisi, mereka tahu kalau klien yang itu adalah gangster penipu. Mereka memutuskan untuk terus menyelidiki kasus ini, sementara anak buah mafia itu melaporkan info baru mengenai penipuan mereka ini.
Pal-kang pulang larut malam dan menemukan sebuah pemandangan yang tak terduga: Kang-ha sedang mencuci beras dan mengatakan kalau dia “berlatih” menjadi suami yang terkepung. Untuk menutupi fakta bahwa ia menunggu Pal-kang sepanjang malam, Kang-ha mengatakan kalau baik2 saja bagi Pal-kang bekerja keras tetapi bukankah Pal-kang harus pulang tepat waktu? Kang-ha meneruskan omelannya dan dia sama sekali tidak terlihat seperti Kang-ha yang dulu, yang hemat kata2. Sekarang Kang-ha benar2 cerewet. Min-Kyung mendapat telpon dari kakaknya yang membuatnya panic: dengan sangat menyesal, ia tidak bisa melakukan permintaan Min-kyung. Ia, setidaknya, memiliki hati nurani dan tidak dapat menghancurkan sebuah tes DNA.
Ini membuat Min-kyung mengambil langkah drastis ketika dia menemui Do-shik di Sungai Han secara diam-diam. Bahkan Do-shik tahu kalau Min-kyung sudah berada pada titik akhir ketika dia meminta Do-shik melakukan sesuatu. Dan ini adalah cerita lama diantara mereka berdua: Min-kyung dan Do-shik pertama kali bertemu ketika Min-kyung adalah pemilik sebuah bar, dan Do-shik kasihan melihat kehidupan Min-kyung yang sulit. Mereka saling menyukai, tapi setelah Min-kyung menikah dengan In-gu, Do-shik berharap Min-kyung akan hidup nyaman. Min-kyung menemui Dok-shik sejauh ini bukan untuk menambah masalahnya.
Min-Kyung terpengaruh perkataan Dok-shik, dan menahan air matanya saat dia berjanji untuk tidak pernah mencarinya lagi setelah ini. Ini agak lucu melihat Do-shik memata-matai Pal-kang diam-diam, siap untuk menyerang – hanya untuk melihat Pal-kang diseret oleh beberapa penjahat lainnya. Pal-kang dibawa kehadapan mafia, yang tahu Pal-kang telah mencari tahu di sekeliling daerah kekuasaan mafia itu. Apa yang Pal-kang lakukan, dan apa yang dia inginkan? Pal-kang berusaha untuk meyakinkan orang itu untuk melewati jalan besar dan berhenti sekarang. Dia akan tertangkap cepat atau lambat, jadi lebih baik berhenti sekarang.
Orang itu menduga gaji Pal-kang kecil jadi menawarkan sebagian kecil pembayaran asuransinya. Pal-kang menjawab kalau dia bukan orang semacam itu. Namun Pal-kang mengerti ancaman sesungguhnya ketika orang itu berkata santai, “Kau memiliki banyak saudara.” Dia memperingatkan Pal-kang untuk berpikir dengan hati-hati, karena jika rencananya tidak berhasil, pria itu pasti merasa kesal. Sementara itu, Do-shik memutuskan bahwa karena ia dan mafia itu tampaknya punya urusan dengan Pal-kang maka mereka bisa bergabung.
Malam itu, Kang-ha memeriksa anak-anak, kemudian pergi keluar untuk membeli makanan di pinggir jalan. Ia bergumam pada dirinya sendiri bahwa dia di sini hanya untuk membeli makanan ringan, bukan karena dia menunggu Pal-kang atau apa! Tidak, hanya nongkrong disini di gerobak yang kebetulan diparkir di depan stasiun kereta bawah tanah, murni kebetulan … Oleh karena itu, Kang-ha hanya beberapa meter jauhnya ketika Pal-kang muncul dari stasiun, tapi kemudian dia didatangi oleh gangster dan dimasukkan ke mobil. Kang-ha meluncur di depan mobil itu, yang berhenti sebelum menghantamnya.
Kang-ha memukul salah satu perman, tapi dia kalah jumlah dan ia tidak bisa masuk ke dalam mobil untuk membebaskan Pal-kang. Di rumah, Min-kyung duduk dengan tangan gemetar, mati rasa-shock. Jae-young melihat kondisi ibunya dan sambil melihat telepon, di mana dia menyaksikan foto Pal-kang diikat dan disandera. Min-Kyung mulai menyadari seberapa jauh semuanya berjalan lalu berbisik, “Apa yang telah aku lakukan?” Ketika Jae-young meminta diberi tahu apa yang terjadi, Min-kyung menangis, “Dia sepupumu. Dia putri pamanmu. “
Jae-young segera menelepon Jun-ha untuk minta bantuan, dan karena perangkat GPS nya, Jun-ha dapat menemukan keberadaan Pal-kang. Tidak tahu bahwa bantuan di jalan, Pal-kang dan Kang-ha terikat dan disumbat mulut mereka di sebuah gudang oleh bos gangster itu, yang gayanya seperti di film The Godftaher. Mafia itu menyeringai bahwa setidaknya dia tidak akan mati sendirian. Dua sandera diseret keluar, Pal-kang dan terlihat Kang-ha cemas, ketika mobil polisi sampai ke gudang, dengan lampu menyala dan sirene meraung-raung.
Jae-young dan Jun-ha berlomba untuk membebaskan mereka dari ikatan dan menanyakan apakah mereka baik-baik saja. Kau tahu mereka baik-baik saja karena Pal-kang dan Kang-ha mulai bertengkar lagi – Pal-kang mengeluh tentang Kang-ha ketika dia bahkan tidak bisa melawan. Kang-ha tampak diam pada awalnya, tapi dia tahu dia hanya melepaskan kesalnya dan memeluknya erat-erat. Jae-young dan Jun-ha berpaling, pura-pura tidak melihat.
In-gu bangun di tempat tidur, meminta air: “Aku minta air, apa yang kau lakukan?” Min-Kyung memanggilnya, suaranya muram saat ia mengakui bahwa meskipun ini semua dilakukan demi Jae-young, Min-kyung berbohong pada dirinya sendiri. Sebenarnya karena takut pada dirinya sendiri, “karena aku takut aku akan jatuh lagi, bahwa aku akan kehilangan segalanya yang aku telah peroleh. Aku selalu gelisah. Katakan pada Ayah aku minta maaf. Aku juga minta maaf padamu, dan Jae-young.” In-gu merasakan arti di balik kata-kata istrinya itu. Dan mencoba meminta Min-kyung menjelaskan, namun Min-Kyung diam. Setelah mengaku, akhirnya Min-kyung tersenyum, seakan telah bebas sekali, dan melihat ke kaki langit. Dia berdiri di atap sebuah gedung tinggi.
Inilah setahun kemudian: Jin-ju dan Jang-soo akan menikah. Pal-kang telah diberitahu kalau dia adalah cucu Kakek, tapi dia dan Kang-ha masih belum menikah. Ketika Eun-mal mengganggu Kang-ha tentang kapan mereka akan menikah, Kang-ha mengatakan agar bertanya pada Pal-kang saja. Jelas Pal-kang masih bertahan sementara melanjutkan mimpinya. Ketika Jin-ju melempar buket bunganya, Pal-kang menangkapnya, yang membuat Kang-ha sejenak bersemangat. Dengan segera Pal-kang melemparnya lagi dan ditangkap oleh Jae-young. Setelah pernikahan, Kakek mengajak Pal-kang menandatangani beberapa dokumen – dokumen itu memberikan klaim ke warisannya. Kakek memberi Pal-kang kesempatan untuk berubah pikiran, mengatakan Pal-kang berhak mewarisi, tapi Pal-kang tanda tangan juga. Pal-kang sama sekali tidak menyesal, yakin kalau dia bisa mendapatkan keberuntungan sebagai ratu asuransi.
Pal-kang telah pindah ke rumah keluarganya sendiri sekarang, di lingkungan lama mereka. Kang-ha mungkin mengeluh karena dibuat menunggu, tapi dia tampaknya benar-benar bersedia untuk membantu, keluhan benar-benar untuk menutupi rasa malunya karena Kang-ha alergi berbicara romantis. Dia menerima kalau Pal-kang ingin membuat jalan sendiri, tetapi ada tanda-tanda kecil bahwa Pal-kang mulai mengerti. Setiap kali Kang-ha berbicara, Pal-kang memikirkan hal itu sebentar, meskipun Pal-kang tidak mengatakan apa yang dia pikirakan. Namun, Kang-ha merasa sedikit kecewa karena menunggu lama, dan meminta Pa-rang apa ia setuju kalau Pal-kang mengambil seluruh cara ini secara ekstrem. Berapa lama Pal-kang perlu waktu untuk mencapai tujuannya?
Pa-rang memberikan jawaban jujur bahwa mungkin untuk sementara, Pal-kang bekerja keras tapi dia belum dekat untuk menjadi seorang ratu. Mereka berdua mendesah, dan kemudian Kang-ha melipat dirinya ke tempat tidur, tersenyum pada anak titu, “Jika aku tidak memiliki kau, aku pasti begitu kesepian. Aku tidak tahu harus berbuat apa.” Mereka kembali di toko untuk mencicipi sample makanan. Kita juga melihat bagaimana Man-soo dan tetangga lainnya meminta saran Kang-ha untuk menemukan tempat bagi dirinya di lingkungan ini. Ketika Pal-kang mendengar Kang-ha bergumam, dia komentar bahwa ia terlihat konyol berbicara dengan dirinya sendiri. Kang-ha membalas, “Dan siapa yang membuat aku seperti ini?”
Keluarga berjalan pulang bersama-sama dan berhenti untuk melihat ke langit ketika mereka melihat bintang jatuh. Mereka semua berhenti menyatakan keinginan, Pal-kang termasuk di dalamnya, dan Pa-rang mengumumkan bahwa Pal-kang akan menjadi ratu asuransi. Anak-anak berharap hal yang sama. Pal-kang mengumumkan bahwa ia membuat keinginan juga, dan mereka semua menatap penuh harap. Dia ketakutan mengungkapkan keinginan yang sebenarnya dan menjawab keinginan bagi perdamaian dunia, yang membawa kekecewaan bagi semua orang.
Ketika mereka mendekati rumah, mereka mendengar suara tangisan bayi, dan menemukan bahwa keranjang telah ditinggalkan di depan pintu rumah mereka. Ada catatan, dan anak-anak tahu apa artinya ini – No-rang bahkan beranjak untuk mengambil bayi Bora (warna setelah Nam, yang berarti ungu). Tidak ada gunanya melawan sehingga Pal-kang mengatakan bayi berhenti menangis karena ini adalah rumahnya sekarang.
Sekarang Pal-kang melihat lirikan Kang-ha dan berkata santai, “Aku sangat sibuk tapi aku bisa meluangkan beberapa waktu – Jadi kau ingin menikah?” Sebuah senyuman merekah di wajah Kang-ha, lalu melingkarkan tangan di bahu Pal-kang. Pa-rang takjub, “Wow, keinginanku terkabul!” Dan semua orang pun bergembira

Sinopsis Wish Upon A Star – Episode 19


Muncul dengan tidak terduga, Jun-ha bertanya pada kakaknya, “Kenapa kau harus menikahi Jae-young karena aku?” Jae-young memalingkan wajahnya dan Kang-ha membeku kaget sebab telah tertangkap basah. Jun-ha ingin tahu ancaman apa yang Jae-young gunakan sehingga berhasil memaksa Kang-ha menikah dengannya dan melupakan Pal-kang. Kenapa mereka tidak meminta Jun-ha untuk memaksa mereka menikah? Jae-young menjawab dengan gugup, “Aku tidak bisa mengatakannya padamu. Jika aku lakukan, aku tidak bisa menikah dengannya.”
Kedua bersaudara itu keluar untuk berbicara empat mata, dan Kang-ha meminta Jun-ha untuk melupakan semua ini serta berpura-pura tidak mendengarkan percakapan itu. Jun-ha bertanya, “Apa kau memintaku untuk berpura-pura kalau aku tidak tahu jika kau dan aku punya ibu yang berbeda?” Ketika Kang-ha megap-megap, Jun-ha menjelaskan kalau dia tahu saat kelas lima SD – saat itu Kang-ha bertengkar hebat lagi dengan ayahnya dan Kang-ha kabur. Seminggu kemudian, ayah membawa Kang-ha pulang dan mereka bertengkar lagi: “Saat dia memukulku, dia balas berteriak. Kau bilang kau lebih baik tinggal dengan ibumu dan bahwa kau lahir di luar keluarga ini, jadi kenapa membawamu pulang kesini?”
Tidak hanya itu, ibu Jun-ha sudah mendengarnya dan itu merupakan hari ibu memberikan Kang-ha kamarnya sendiri dan meminta Jun-ha untuk tidak menggunakannya, sebab Kang-ha perlu tempat sendiri. Jun-ha bertanya, “Dia menyayangimu – kenapa kau tidak pernah memanggilnya ibu?” Kang-ha menjelaskan kalau dia tidak mampu melakukannya, meski dia ingin sekali, sekali lagi menunjukkan sikap membenci diri sendiri. Ibu terlalu baik dan orang seperti dirinya tidak boleh memanggilnya ibu. Lebih jauh, Kang-ha merasa hal itu tidak adil, “Aku tidak bisa mengambil itu darimu.”
Jun-ha mengenang saat dia tumbuh bagaimana dia ingin sekali menjadi seperti Kang-ha, yang berani melawan ayah. Meski ketika teman2nya bertanya kenapa dia mengikuti kakaknya, dia terus melakukannya, “Sebenarnya, aku tidak pernah ingin memukulmu. Aku selalu merasa aman bila mengikutimu.” Jun-ha mengakui ini juga pada Kang-ha, yaitu ketika dia peduli pada seseorang maka orang itu pasti lebih peduli pada Kang-ha.
Jun-ha menasehati, “Jadi tetaplah disini.” Kang-ha mendesah, “Tidak kali ini.” Jun-ha tersenyum lalu memohon, “Berikan aku kesempatan untuk melangkah dengan bangga.” Ketika Jun-ha mengendarai mobilnya pulang, dia menangis sambil bicara pada ibunya, “Kakak bilang dia ingin memanggilmu ibu. Kau harus bahagia karena keinginanmu terpenuhi.” Di rumah sakit, Pal-kang meminta Kang-ha untuk pulang saja. Dia akan menami Nam, tapi tidak ada alas an buat Kang-ha untuk tetap tinggal.
Kang-ha bangkit untuk pergi dan menjelaskan hubungan mereka dengan mengatakan kalau Pal-kang akan sendiri sampai Jun-ha datang. Kang-ha selalu mengambil banyak hal dari adiknya dan dia tidak bisa melakukannya lagi kali ini. Melepaskan Pal-kang tidak berarti kalau Jun-ha akan mendapatkan apa yang dia inginkan dan Kang-ha tahu ini jadi dia menambahkan, “Tapi juga tidak akan mendapatkan apa yang aku inginkan.” Meski mereka berdua tidak ada yang bersama Pal-kang, Kang-ha lebih baik tidak mengambil Pal-kang dan menambah rasa sakit adiknya.
Kakek segera ke rumah sakit dimana Kang-ha menjelaskan keadaan Nam padanya. Kakek sekarang mengerti kenapa dia tidak pergi ke acara pertunangannya sendiri karena dia disini bersama Pal-kang. Kakek memarahi Pal-kang karena tidak langsung mengatakan keadaan yang sebenarnya padanya, lalu menenangkan Pal-kang waktu dia menangis. Tidak ingin membuat khawatir keluarganya dengan kondisi Nam, Pal-kang hanya mengatakan pada Eun-mal dan anak2 yang lain kalau dia dan Nam ada perjalanan bisnis.
Ketika Jun Ha menemui Jae-young di bar, Jae-young mengatakan kalau dia tahu Jun-ha akan menemukannya di sini, karena dia selalu melakukan hal itu. Jae-young bertanya-tanya, “Kenapa bukan kau saja? Pasti bagus jika itu kau.” Namun, Jae-young bertekad tidak akan memberitahu Jun-ha apa yang Jun-ha ingin tahu yaitu Jae-young yang memanfaatkannya untuk mendapatkan Kang-ha. Jun-ha menjawab, “Maaf, tapi aku sudah tahu semuanya. Jadi kau tidak dapat memanfaatkanku. Jun-ha sedih, dan Jae-young bertanya apakah ia benar-benar mencintai Pal-kang. Jun-ha berkata, “Apa gunanya? Pal-kang hanya memperhatikan Kang-ha.”
Di bar yang lain, Kang ha minum. Kang Ha memikirkan kata-kata Jun-ha, tapi rasa bersalah mencegahnya mengambil kesempatan ini. Dia bergumam, “Tidak kali ini. Hanya kali ini, aku tidak akan melakukannya.” Kang-ha menemui Jae-young di tempat kerja dan meminta maaf karena tidak muncul pada pertunangan mereka lalu ia menawarkan untuk menikah segera. Dan Jae-young menamparnya. Dia bertanya mengapa dia tinggal di RS saat Jun-ha sudah tahu kebenaran. Kang ha mengatakan ia akan menikahi Jae-young dan Jae-young menjawab, “Tapi sekarang aku tidak mau.”
Jae-young sadar, “Cinta tidak muncul bahkan jika kau mendorong seseorang ke arah itu. Jadi jangan buat Jun-ha menjadi orang bodoh.” Kang-ha yang memaksa menyerahkan kebahagiaannya sendiri demi adiknya hanya membuat Jun-ha makin sedih. Sekarang situasi terbalik dan In-gu bingung. Jae-young tiba-tiba mengatakan dia tidak akan menikah dengan Kang ha, dan sekarang Jun-ha ingin pindah ke Amerika?
Kang ha tidak suka rencana ini dan menemui adiknya. Jun-ha mengatakan kalau dia sakit melihat Kang-ha begini dan mengancam tidak akan mengakui kakaknya bila Kang-ha terus seperti ini. Meski Kang-ha tidak ingin menjadi orang yang mencuri wanita yang disukai saudaranya, Jun-ha tidak ingin menjadi orang yang meruntuhkan kebahagiaan kakaknya. Dan kemudian… Kang-ha dan Kakek Jung bergegas ke kantor polisi ketika mereka mendengar bahwa Jung-ae dan anaknya telah ditemukan, mereka tertangkap saat mencoba masuk ke China dengan dokumen palsu.
Kakek memperkenalkan dirinya sebagai ayah Jung-ae dan mengingatkan kalau adalah dia anaknya. Yang mengejutkan, wanita itu tidak tahu apa yang kakek bicarakan, jadi Kang Ha bertanya tentang ayah anak wanita itu. Bukankah ia cucu kakek? Jung-ae menjelaskan bahwa mereka pasti salah, karena ayah anak itu adalah seorang pria yang sudah menikah, itulah sebabnya dia meninggalkan kota kelahirannya sebab dia tidak ingin fakta itu merusak masa depan anaknya. Ini adalah kejutan besar, dan meskipun Kang Ha menyarankan tes DN, jelas mereka salah selama ini. Selanjutnya, kesehatan Kakek melemah dan tidak tahan akan kejutan ini. Kakek selanjutnya berakhir di rumah sakit.
Pal-kang belum meninggalkan rumah sakit sejak Nam dibawa kesana, dia mengkhawatirkan dia sebab Nam tetap tidak sadar. Ketika Pal-geng muncul dari kamar, dia menemukan Kang-ha menunggunya, sedikit kaget soalnya ingat pernyataan ketika Kang-ha pergi terakhir kalinya. Dia menjelaskan bahwa Jun-ha tidak akan menjadi saudaranya lagi jika Kang-ha membiarkan Pal-kang pergi. Kang-ha memeluk Pal-kang, kemudian mengakui bahwa itu hanya alasan – meski dia terus mengingatkan dirinya sendiri agar tidak datang ke sini, dia akan datang pada akhirnya. Jun-ha yang mendorongnya kesini sedikit lebih cepat.
Kang ha berkata, “Aku minta maaf karena ragu-ragu. Sekarang aku di sini, apa kau memaafkan aku.” Pal-kang mulai menangis. Kang-ha bersumpah, “Aku tidak akan ke mana-mana sekarang.” Tak lama kemudian, mereka bergabung dengan anak-anak yang diantar ke rumah sakit oleh Eun-mal dan Jin-ju. Mereka telah diantar ke sini oleh Jun Ha, yang meminta saudaranya tersenyum dan meinggalkan keluarga itu agar mereka bisa bersama.
Anak-anak telah tahu tentang penyakit Nam ketika Ju-hwang menelepon kantor Pal-kang untuk bertanya tentang perjalanan bisnis kakaknya. Mereka protes sebab Pal-kang menyembunyikan ini dari mereka. Pal-kang meminta maaf. Sementara Ju-Hwang duduk di samping Nam yang tidur (anak-anak lainnya terlalu muda untuk memasuki ruangan), yang lain melirik aneh pada Kang-ha. Jin-ju dan Eun-mal bertanya mengapa dia di sini, tapi sebelum bisa menjawab, Pa-rang angkat bicara: “Paman, kau mencintai kakak kami, kan?”
Semua memandangi Pa-rang dengan heran, bertanya-tanya bagaimana Kang-ha akan menanggapi. Mereka melongo ketika Kang Ha jawaban sederhana, “Ya, kau benar.” Pa-rang sepenuhnya setuju. Keluarga Jung tiba di rumah sakit untuk mengunjungi kakek, di mana mereka mengampiri salah satu dokter di lorong – itu kakak Min-Kyung. Mereka menjelaskan mengapa mereka di sini dan mengunjungi ruangan kakek Jung, tapi Min-Kyung mendapat telepon penting.
Dia menyelinap keluar untuk bertemu dengan Kim Do-shik, yang memberikan kabar buruk. Jung-ae tertangkap basah dengan paspor palsu dan ditangkap polisi. Parahnya lagi, kakek dan Kang-ha sudah pergi menemui Jung-ae, dan meminta melakukan tes DNA. Min-Kyung tidak menyadari bahwa mereka sedang diamati oleh Jang-soo, yang menemukan hal yang aneh jika Min-kyung mau bicara dengan Do-shik. Jang-soo menemui teman2nya untuk melaporkan temuan ini aneh, dan mencoba memecah teka-teki kasus mereka dan apakah Min-kyung ada hubungan dengan semua ini.
Kang Ha merasa hal ini mencurigakan dan memberitahukan berita ini untuk kakek, menghubungkan teka-teki antara Min-Kyung dan keberangkatan Jung-ae yang tiba-tiba itu. Dia bahkan menduga mungkin ada hubungan dengan kecelakaan yang menewaskan orang tua Pal-kang. Kakek Jung memperingatkan Kang-ha menjaga rahasia ini antara mereka berdua saja.
Semua orang dewasa dites darah agar tahu apa mereka cocok dengan Nam. Anak-anak ingin diuji juga, tapi masih terlalu muda, dan apalagi ini sudah di atas jam makan siang. Pal-kang bersikeras mereka makan untuk menjaga kekuatan dan mengabaikan protes mereka. Dia juga mengabaikan Kang ha, yang memicu pertengkaran antara keduanya. Semua orang mengerti kalau ini adalah cara mereka berkomunikasi.
Jun-ha dan Jae-young berada pada posisi dimana mereka telah menerima hasil akhirnya dan sekarang sedang mencoba untuk memandang segalanya sebagai lelucon. Jun-ha menertawakan kesalahan Pal-kang, seperti bagaimana dia tidak bisa memasak dan menebak Kang-ha akan menderita jika mereka menikah. Jae-young bersimpati, memahami kalau ini adalah akibat penolakan itu, dan menyinggung rencana Jun-ha pindah ke AS. Jun-ha mengatakan rencana ini hanya akan membuat Kang Ha dan Pal-kang merasa kasihan kepadanya. Yang terbaik adalah tetap tinggal dan berpura-pura tidak terjadi apapun. Jae Young berkata dia jelas tidak bisa begitu, dan Jun-ha menyindir sebaiknya Jae-young berlatih.
Nam memburuk dan ini membuat Pal-kang muntah di kamar kecil sementara Kang-ha dengan cemas menunggu di luar. Ketika muncul, Pal-kang mencoba tertawa dengan mengatakan dia makan terlalu banyak, tapi Kang-ha tahu dia berbohong. Kang-ha berkata, “Kau tidak harus bersikap berani dihadapanku.” Ini, tentu saja, adalah adegan yang Tae Kyu saksikan. Dia datang untuk melihat Nam dan untuk ikut diuji sebagai donor. Pemandangan ini membuatnya merasa dikhianati oleh pamannya. Kang-ha mengatakan dia menyesal.
Kang ha tidak bermaksud menyakiti Tae-kyu, tapi Kang-ha ingin agar Tae-kyu memanggil Pal-kang “ajumoni” (Bu). Tae Kyu mengatakan itu kekanak-kanakan dan bertekad dia akan memanggil Pal-kang dengan namanya selamanya. Jae-young mampir untuk menemui Pal-kang. Pal-kang meminta maaf “untuk semuanya,” tapi terkejut ketika Jae-young mengulurkan tangan dan mengakui bahwa dia kalah. Dia menjelaskan alasan ia sangat menginginkan Kang-ha yaitu karena Kang-ha tidak pernah tertarik pada wanita mana pun. Tapi sekarang dengan Pal-kang, Jae-young melihat bahwa ia tidak dapat dibandingkan dengan Pal-kang dan karenanya memilih mundur.
Pal-kang berbagi dengan Jae-young, “Apakah kau tahu kenapa Jun-ha dulu mendekatiku? Itu untukmu.” Pal-kang menjelaskan kalau Jun-ha telah berusaha untuk mengarahkan perasaan Kang Ha terhadap Jae-young. Dan percaya bahwa hal paling tulus yang harus dilakukan untuk orang yang tidak mencintaimu kembali adalah tidak mencintai mereka. Jae-young tampaknya memahami kalimat ini – bahwa Jun-ha melakukannya karena cinta pada dirinya.
Pal-kang dan Kang-ha terus menginap di rumah sakit, di mana Eun-mal membawakan mereka pakaian baru dan melihat dengan geli saat mereka mulai bertengkar lagi. Pal-kang mengomeli Kang-ha karena tidak masuk kerja, dan Kang-ha ngomel balik kenapa Pal-kang tidak beristirahat di ruangan yang telah disediakan Kakek untuknya.
Kang-ha tahu Pal-kang hanya menggunakan keluhan untuk menutupi perasaan sebenarnya, lalu berkata, “kau tahu kau merasa aman denganku disini.” Pal-kang tidak akan mengakuinya, namun Kang-ha melanjutkan, “Jika kau merasa ingin menangis karena bersyukur, katakan saja terima kasih.” Pal-kang mulai protes, sehingga Kang-ha membungkamnya dengan ciuman.. Kang-ha mengomel kalau Pal-kang protes terus – Pal-kang hanya harus berterima kasih jika dia merasa bersyukur. Sementara itu, Pal-kang berdiri dalam keadaan linglung, tidak mampu memberi respon.
Min-Kyung mendapat kabar baik dan buruk. Pertama, dia mendengar kalau menurut hasil tes DNA, anak Jung-ae tidak berhubungan darah dengan kakek Jung. Ini berarti bahwa mereka telah mencari orang yang salah selama ini, tetapi Min-Kyung aman untuk saat ini. Namun, saudara laki-lakinya menunjukkan padanya sesuatu yang aneh dalam hasil tes darah diambil dari donor Nam. Pal-kang dan kakek Jung punya hubungan darah.
Min-Kyung tidak sepenuhnya memahami apa ini, tapi dia tahu apa artinya. Pal-kang lebih mengancaman dari sebelumnya, sehingga Min-Kyung mencoba untuk mencari cara untuk mengubah ini untuk melindungi kepentingannya. Dia menemui Kang-ha untuk bertanya tentang hubungannya dengan Pal-kang. Min-kyung meminta Kang-ha pindah ke Amerika. Dia bisa menikah dengan Pal-kang dan mengajaknya ke AS. Min-Kyung menjelaskan bahwa dia ingin melindungi perasaan Jae-young sebagai tunangannya yang dibuang.
Kang ha tidak menurutinya, tapi ia hanya menjawab kalau ada banyak hal yang harus ditangani dengan semakin dekatnya operasi Nam. Mereka telah menemukan donor dari Jepang, dan operasi akan dilakukan sesegera mungkin. Kang-ha akan mempertimbangkan saran itu nanti.
Jae-young tiba di rumah sakit, di mana dia menemukan Jun-ha sedang nongkrong di luar, peduli terhadap operasi Nam tetapi tidak berani menemui semuanya. Jae-young menjelaskan kedatangannya dengan mengatakan bahwa dia mempertimbangkan kalau dia akan berada di sini. Namun, karena tidak benar-benar tempat mereka berada di sini, mereka bisa pergi ke tempat lain dan mendoakan Nam dari jauh.
Dan kemudian, waktunya untuk operasi dilakukan. Keluarga Jin tampak cemas ketika Nam dibawa pergi

Sinopsis Wish Upon A Star – Episode 18


Pal-kang menjelaskan kalau dia tidak bisa menerima Jun-ha saat dia masih ingat semua hal tentang Kang-ha, “Tidak peduli sekeras apa aku mencoba, aku tetap tidak bisa.” Jun-ha berkata, “Mungkin aku tidak begitu menyukai Jae-young. Dalam beberapa hal, aku berhenti mengingat semua hal tentang dia.” Suasana menjadi lebih ceria selama makan malam, ketika Jun-ha menceritakan bagaimana rasanya tumbuh dengan ayahnya, yang dia jelaskan sebagai pria ‘yang dingin.’ Jun-ha selalu takut padanya, tapi Kang-ha tidak dan malah selalu bertengkar dengannya.
Pertengkaran yang sering terjadi membuat yang lainnya jadi sulit dan ibu mereka sering menangis, jadi meski Jun-ha lebih senang tinggal di luar rumah, dia akan pulang sebab kalau tidak ibunya pasti sendiri. “aku rasa karena itulah aku jatuh cinta pada Jae-young. Tidak peduli apapun yang terjadi, dia tidak menangis. Penasaran sekali bertemu dengan wanita yang tidak pernah menangis, jadi aku menyukainya.” Begitulah, ibu mereka selalu memperhatikan Kang-ha.
Kenyataan ini sangat jauh dari bayangan Pal-kang tentang Kang-ha, dimana dia berpikir kalau Kang-ha siswa yang baik. Jun-ha menjelaskan kalau Kang-ha berubah setelah orang tua mereka meninggal, “Seperti orang yang pulang dari pertempuran yang sengit.” Jun-ha merasa lebih baik setelah mengeluarkan semua ini dari hatinya, “Kau seharusnya datang lebih awal. Dengan begitu aku akan menghabiskan lebih sedikit waktu merasa putus asa. Tapi ini lebih baik ketimbang tidak bertemu denganmu sama sekali, jadi aku memaafkanmu karena muncul sekarang.”
Ketika Jun-ha pulang ke rumah, dia mendatangi Kang-ha yang minum sendirian di mejanya, dan memintanya untuk memikirkan lagi pernikahannya dengan Jae-young, “Kau tidak mencintainya. Kau mencintai orang lain.” Kang-ha tidak menjawab.
Jun-ha: Aku tidak mengerti kenapa kau berpikir kalau kau tidak bisa bersama Pal-kang.
Kang-ha: Karena aku sombong.
Jun-ha: Jangan membuat alasan seperti itu. Apa alasan sebenarnya?
Kang-ha: Itulah alasannya.
Jun-ha: Apa ini karena aku? Kalau iya, jangan khawatir. Aku sudah terbiasa menyingkir.
Kang-ha: Tidurlah.
Jun-ha: Pal-kang tahu banyak tentangmu. Dia bahkan tahu kebiasanmu yang tidak kau sadari.
Kang-ha: Berhentilah mengatakan hal tidak berguna dan pergi tidur.
Jun-ha: Aku meminta Pal-kang untuk memerhatikanku. Tapi dia tidak bisa. Begitulah perasaannya padamu…
Kang-ha: Tolong tidurlah!
Jun-ha: Aku memberikan kesempatan padamu. Ini kesempatan terakhirmu, jadi jangan lepaskan.
Kang-ha: Aku tidak perlu kesempatan seperti itu.
Jun-ha: Kalau begitu, mulai sekarang orang yang ada di sisi Pal-kang adalah aku. Aku minta – jangan sakiti perasaannya lagi.
Kakek Jung mengatakan pada Kang-ha kalau dia akan memasukkan Pal-kang dalah wasiatnya, memberikannya posisi yang sama dengan Jae-young dalam hal warisan. Kang-ha akan mengurus wasiat itu. Kakek memanfaatkan kesempatan ini untuk menanyakan Kang-ha tentang Pal-kang. Setelah melihat mereka bertengkar tempo hari – kakek tidak pernah melihat Kang-ha begitu banyak bicara, atau bersikap seperti itu. “Apa Pal-kang membuatmu menyukai itu? Aku ingin tahu apa kau punya perasaan padanya.” Kang-ha terlihat kaget, tidak berharap akan ketahuan seperti ini, tapi tetap pada kalimat biasanya, “Aku akan menikahi Jae-young.” Kakek malah menasehati Kang-ha untuk memikirkannya lagi sebab menjalani pernikahan tanpa cinta akan membawa mereka pada ketidakbahagiaan.
Pal-kang disambut kembali oleh teman2 sekerjanya, tapi Jae-young meminta berbicara dengan Pal-kang. Melihat Pal-kang dengan curiga, Jae-young menuduh Pal-kang telah melakukan taktik cepat untuk memenangkan hati kakeknya. Cerita yang ada tidak masuk akal bagi Jae-young, tidak berguna sebab Pal-kang dulu mencurigakan dan dia tidak suka mendengar kalau ayah Pal-kang adalah teman kakek tanpa Pal-kang pernah tahu kalau kakek bukan sekedar pengemis.
Pal-kang merasa tidak perlu membela dirinya, berkata meskipun Jae-young tidak mempercayainya, inilah kebenarannya. Jae-young tidak percaya, dan menekankan, “Apa yang sebenarnya kau inginkan?” Tidak maukah Pal-kang jujur tentang keinginannya? Meski begitu, Jae-young adalah pewaris JK dan dia pantas tahu, kalau saat ini Pal-kang akan punya kekuasaan di perusahaan ini (JK).
Ini berita besar buat Pal-kang, tapi Jae-young menyindir, “Apa kau akan berpura-pura begitu naïf? Kau telah menjadi pewaris kakek dank au bilang kau tidak mengerti apa yang aku ucapkan?” Mengabaikan Jae-young, Pal-kang segera pergi, berniat untuk mencari tahu apa yang terjadi. Jun-ha mendekati Jae-young saat Pal-kang sudah pergi, dan mengatakan pada Jae-young agar tidak mengganggu Pal-kang – dia sudah punya banyak masalah. Berpikir untuk mempertahankan warisannya, Jae-young tiba2 menyarankan, “Kau nikahi Pal-kang.”
Jae-young memberitahu ide ini pada orang tuanya, jika Pal-kang dinikahkan dengan Jun-ha maka hal itu akan menyelesaikan masalah warisan. Pal-kang masuk ke kantor kakek Jung dan menanyakan tentang urusan warisan itu. Apa yang kakek maksud dengan ini? Dia tidak menginginkannya. Kakek menjelaskan kalau Pal-kang sudah seperti cucunya sendiri, jadi tidak aneh meninggalkan warisannya pada Pal-kang. Untuk itulah, ini tidak sama dengan menang lotere. Pal-kang menjawab, “Bagiku, iya. Kau melakukan ini karena hubunganmu dengan orang tuaku. Aku tidak mendapatkannya dengan usahaku. Kenapa harus aku terima?”
Kakek tidak melihat apa masalahnya – Pal-kang bisa menggunakan uang ini untuk membesarkan keluarganya dengan nyaman. Sikap keras kepala Pal-kang berubah menjadi sedikit terlihat tolol sampai dia berteriak, “Ini karena aku takut sebab aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan dengan uang itu!” Pal-kang mengingatkan kakek hal2 bodoh yang dulu dia lakukan, seperti memecahkan celengan adiknya untuk menata rambutnya atau memakai hutang kartu kredit untuk membeli tas bagus, “Aku tidak bisa mempercayai diriku. Aku tidak bisa memberitahu orang lain, tapi aku juga tidak menyukai diriku sendiri. Aku sering bertanya-tanya tiap malam kalau saja aku tidak hidup seperti itu dan semua itu membuatku pusing. Tapi aku tidak merasakannya sekarang. Aku tidak punya uang atau tepat tinggal, tapi pikiranku ringan.”
Faktanya, Pal-kang begitu tidak ingin mengambil warisan ini hingga dia menyuruh kakek untuk menuliskan kalau dia bukan salah satu pewarisnya. Kakek menenangkan Pal-kang dan memanggil Kang-ha ke kantornya. Kemunculan Kang-ha membuat Pal-kang kaget dan kali ini Kang-ha yang kaget melihat Pal-kang bertengkar dengan kakek. Kenapa Kang-ha disini saat wasiat itu tidak akan hubungannya dengannya? Kakek menjelaskan kalau Kang-ha mengurusi wasiat ini dan Pal-kang menjawab, “Apa kakek tidak tahu bagaimana caranya menulis?”
Kakek menjelaskan kalau orang sukses seperti dirinya harus menggunakan jasa orang lain untuk melakukan hal ini agar terlihat keren. Pal-kang menjawab, “Pasti menyenangkan.” Kakek menjawab, “Memang. Kau buatlah sukses dirimu, lalu minta Kang-ha untuk menulis wasiatmu.” Kakek menyuruh Kang-ha mengeluarkan kalimat yang melibatkan Pal-kang dalam wasiatnya. Kakek berkata, “Aku tidak akan membuang-buang uangku pada orang yang tidak mau menerima warisanku.” Ini membuat Pal-kang senang, jadi kakek Jung menyuruhnya pergi. Setelah pergi, kakek tertawa melihat keras kepalanya Pal-kang. Berlawanan dengan ucapannya dihadapan Pal-kang, kakek menyuruh Kang-ha untuk menulis wasiat baru dan mencantumkan Pal-kang di dalamnya. Akan tetapi, mereka akan merahasiakan yang satu ini, sebab dia tahu sekarang merupakan sebuah kesalahan mengatakan keinginannya pada keluarganya.
Saat makan siang, Jun-ha bermain dengan Nam sambil menunggu Pa-rang yang menjemput Pal-kang. Ketika tiba, Pal-kang mencoba mengambil Nam dari Jun-ha – sebab merasa bersalah – tapi Jun-ha kembali menjadi paman yang baik dan mengatakan kalau dia baik2 saja. Pal-kang kembali merasa kalau sikap Jun-ha ini sangat membebani dan Jun-ha tetap saja seperti sebelumnya tidak peduli.
Pa-rang ingin sekali mampir di kantor Kang-ha dan Jun-ha mencoba mengalihkan perhatian anak itu. Jun-ha tidak suskes tapi saat itu terjadi, Kang-ha akhirnya tiba juga dan Pa-rang mengundangnya juga untuk makan siang. Akan tetapi, melihat wajah tidak nyaman pada Pal-kang dan Jun-ha, Kang-ha menolak. Jae-young menemukan Kang-ha di teras luar dan mengingatkannya pada pesta pertunangan mereka yang akan segera dilaksanakan. Kang-ha sudah setuju dengan semuanya tapi dia menunjukkan reaksi yang sangat minim pada Jae-young. Untuk itulah, Jae-young mendekati Kang-ha dengan gencar, berterima kasih karena Kang-ha sejauh ini sudah mau menurut.
Jun-ha menawarkan untuk membiarkan anak2 tinggal di kantornya selama beberapa waktu. Sekali lagi Pal-kang menolak kebaikan Jun-ha, tapi Jun-ha menambahkan kalau ini memang demi kebaikan anak2, bukan Pal-kang. Pasti sulit bagi mereka untuk mengekor selama Pal-kang bekerja dan jujur saja, kalau Pal-kang tidak begitu ingin mencari uang, ini akan membuat Pal-kang focus pada pekerjaannya. Ketika Jun-ha mengantar Pal-kang setelah makan siang, Jun-ha menyarankan agar Pal-kang focus pada pekerjaan untuk menghindari memikirkan hal lain. Kemudian, Jun-ha mengatakan pada dirinya sendiri, “Aku sudah memberikan Kang-ha kesempatan terakhir. Jadi aku tidak akan merasa bersalah.”
Pal-kang mendapatkan kontrak baru dengan seorang klien yang justru menghubungi Pal-kang lebih dulu. Klien ini mengatakan kalau ada rumor yang mengatakan jika Pal-kang adalah agen yang memperlakukan kliennya seperti keluarga. Pal-kang senang dan dengan senang hati memberikan polis asuransi pada klien itu. Pria itu memperlakukan Pal-kang dengan baik tapi saat Pal-kang pergi, dia bertanya pada bawahannya apakah Pal-kang adalah agen dengan catatan terburuk. Aneh!
Kang-ha menemani Jae-young dan ibunya ketika mereka selesai berbelanja untuk pesta pertunangan yang akan datang. Kang-ha terlihat tidak tertarik, menjawab saat opininya diperlukan tapi sama sekali tidak mengerti pertanyaannya. Kang-ha pergi dan Min-kyung mengatakan kalau dia seperti sapi yang akan disembelih. Ketika para wanita itu berbelanja, Kang-ha memikirkan kembali perkataan Jun-ha kalau Pal-kang tahu banyak tentang dirinya. Pal-kang menjemput Nam di tempat penitipan dan penjaganya mengatakan jika Nam kurang sehat hari ini. Pal-kang mengira kalau hal ini terjadi karena perubahan di lingkungan tempat tinggalnya.
Pal-kang pulang ke rumah dengan Nam dan Pa-rang dimana mereka menemukan rumah ramai: kakek dan Jun-ha mampir untuk makan malam. Kakek datang dengan membawa daging untuk dipanggang dan Jun-ha membawa hadiah. Hadiah itu berupa alat elektronik yang berhubungan dengan hp Jun-ha, dan bahkan punya fungsi suara. Anak2 berpikir kalau Jun-ha asik dan tidak mengerikan. Jun-ha juga punya hadiah buat Pal-kang dan memberinya sebuah kotak. Yang terakhir, ada bingkai foto elektronik yang bisa menunjukkan slide foto.
Keesokan harinya, Pal-kang bergegas ke tempat penitipan setelah menerima telpon darurat tentang kesehatan Nam. Apa yang terlihat kemarin sekarang memburuk dan Nam harus dibawa ke rumah sakit. Eun-mal harus pergi malam itu jadi Jun-ha menjamin kalau dia akan menjaga anak2 dan membawa mereka ke rumahnya. Anak2 berbaris untuk memberikan Kang-ha hadiah pernikahan: hadiah itu adalah bingkai foto elektronik yang isi fotonya adalah foto keluarga Jin.
Anak2 yang lain harus pergi, tapi Pa-rang tetap tinggal dan bertanya, “Apa kau benar2 akan menikahi bibi yang mengerikan itu?” Ini artinya Pa-rang tidak akan bisa tidur di tempat tidur yang sama dengan Kang-ha lagi, “Aku bisa jika kau menikahi kakakku. Kau sangat jahat! Kau menyukai kakakku, aku tahu itu!” Sedangkan, Pal-kang menunggu dengan gelisah hasil pemeriksaan Nam dan hasilnya tidak bagus. Bahkan cenderung kritis.
Pal-kang tidak percaya ini – Nam begitu sehat. Dokter menjawab kalau ini memang sering menjadi masalahnya, bahwa bayi terlihat begitu sehat dan penyakitnya terdeteksi lebih lambat. Pal-kang meminta dokter melakukan sesuatu, dan mengatakan kalau ini masalah kritis jadi cara terbaik bagi Nam adalah mendapatkan transplant hati sesegera mungkin.
Pal-kang dites, tapi dia bukan pendonor yang tepat, yang memang masuk akal karena dia bukan kakak kandung Nam. Karena RS itu penuh dan dokter spesialis tidak ada, mereka merujuk Nam ke RS lain. Akan tetapi, mereka mengingatkan kalau masalah tersebesarnya adalah menemukan donor yang tepat. Merasa putus asa, Pal-kang meminta informasi kantor adopsi tentang keluarga Nam, tapi mereka juga tidak bisa membantu. Di samping karena memang tidak mampu, panti asuhan asal Nam juga sudah tidak ada lagi.
Malam itu, Pal-kang benar2 takut dengan vonis dokter. Dia tidak sadar kalau pada saat yang sama Kang-ha sedang parkir di luar gedung, melihat kea tap gedung itu. Ini adalah malam sebelum pertunangannya, dan dia bahkan tidak yakin kenapa dia kesini malam ini. Dia berkata pada diri sendiri, “Hanya untuk hari ini, sebab aku tidak akan datang lagi – aku tidak bisa datang lagi.”
Ketika dia melayangkan pandangannya, dia melihat Pal-kang keluar dari gedung itu bersama Nam dan cepat2 memanggil taksi. Pal-kang telah menerima telpon dan buru2 ingin menemui kenalannya itu. Kang-ha membuntuti taksi itu penuh rasa penasaran. Taksi menurunkan Pal-kang di depan sebuah panti asuhan, dan saat itulah Kang-ha keluar dan mengejutkan Pal-kang. Berpikir kalau Pal-kang kesini untuk menyerahkan Nam, Pal-kang dimarahi Kang-ha dan bahkan ditampar. Kang-ha berkata, “Apa harga dirimu sebegitu pentingnya? Kalau keadaannya begitu sulit, kau seharusnya minta bantuan presdir atau aku! Tidak, aku tidak punya hak, tapi kau setidaknya harus minta bantuan Jun-ha!
Kang-ha mengutuk perbuatan Pal-kang, sebab dia mengira Pal-kang tidak terlalu hidup susah hingga membuang Nam ke panti asuhan. Pal-kang berkata pada Kang-ha, “Jika kau tidak tahu apa2, jangan ikut campur dan pergi saja.” Kang-ha mengatakan, “Kau menolak warisan presdir, tapi mana mungkin kau lalu membuang Nam ke panti asuhan? Apa yang kau lakukan? Apa yang kau pikirkan?” Pal-kang berteriak, “Nam sakit!” Pal-kang mulai menjelaskan tentang kenalannya dan Kang-ha pun mulai mengerti keadaan sebenarnya. Pal-kang mengatakan kalau dia harus menemukan keluarga biologis Nam, sebab dia perlu transplant. Wanita itu bersimpati tapi minta maaf – Nam ditinggalkan tanpa info apapun, yang membuat semuanya jadi sulit.
Kang-ha tidak tahu kalau keluarga Jin ternyata semuanya adopsi. Dia bertanya kenapa Pal-kang tidak pernah mengatakannya sebelumnya. Pal-kang mengatakan kalau dia adalah anak kandung orang tuanya, tapi dia tidak mengerti kenapa dia harus menjelaskan semua ini, “Kenapa aku harus bilang kalau saudaraku tidak punya hubungan darah?” Pal-kang khawatir pada Nam, yang dia ajak untuk mencari tahu tentang informasi keluarganya. Tanpa itu, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Sekarang Kang-ha mulai mengusahakan. Dia menjelaskan kalau Pal-kang tidak bisa menemukan bantuan pada satu RS maka harus pergi ke RS yang lain. Dan dia tentu harus minta tolong. Pal-kang berkata pertolongan macam apa yang harus diminta? Menemukan donor adalah hal terpenting, jadi prioritasnya adalah menemukan keluarga biologis Nam. Kang-ha mengatakan kalau tidak ada alasan jika pendonor harus keluarga biologis, “Kau harus mencari ke seluruh dunia sampai kau menemukannya!”
Pertengkaran itu dihentikan oleh Nam, yang mulai menangis kesakitan. Takut, mereka segera ke RS. Dokternya bahkan tidak bisa memberikan kata2 yang membantu, sebab kelihatannya Nam semakin memburuk dan kondisinya juga semakin parah. Pal-kang mulai menangis dan Kang-ha mencoba menenangkannya. Kang-ha mulai menelpon dan mulai menelpon teman2nya untuk minta bantuan.
Pal-kang duduk dengan sedih saat dia menunggu, tapi tiba2 saja dia ingat kalau malam ini adalah malam pertunangan Kang-ha. Dia meminta Kang-ha untuk pergi. Ketika hp Kang-ha bunyi, dia langsung melihatnya dengan cepat, berpikir kalau itu mungkin saja salah satu kenalannya, tapi ternyata telpon dari Jae-young. Kang-ha tidak menjawabnya. Ini membuat Jae-young dan keluarga Jung menunggu pengantin pria dengan khawatir. Upacara pertunangan segera dimulai dan para undangan akan segera tiba.
Kang-ha menerima telpon adiknya, yang juga berada di lokasi pertunangan. Kang-ha meminta Jun-ha untuk datang, yang membuat Jae-young juga ikut ke rumah sakit. Tidak tahu apa masalahnya, mereka berdua kaget melihat Kang-ha di RS bersama Pal-kang. Kang-ha berkata pada adiknya, “Nam sakit. Sekarang kau tinggalah bersama Pal-kang.” Kang-ha tidak ingin meninggalkan Pal-kang sendiri, tapi sekarang Jun-ha ada disini menggantikannya, jadi dia pergi. Ketika Jae-young mulai memarahi Pal-kang, Kang-ha menariknya.
Jae-young tidak mengerti kenapa Kang-ha harus ada disini ketika yang sakit adalah adik Pal-kang. Kang-ha menjawab, “Aku tidak tahu kenapa aku disini. Tapi aku hanya merasa kalau aku harus ada disini. Aku tidak bisa pergi dan meninggalkannya sendirian.” Jae-young menampar Kang-ha dan meminta penjelasan, “Kenapa begitu? Siapa dia buatmu?” Kang-ha menjawab, “Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu siapa dia bagiku. Tapi aku tidak bisa pergi. Dengan dia menderita sendiri, aku tidak bisa pergi dan bertunangan denganmu.” Jae-young berkata dengan marah, “Bagaimana mungkin kau tega berkata demikian padaku?”
Kang-ha membuat semuanya jadi singkat dan menawarkan kalau mereka menikah tanpa bertunangan. Tapi Jae-young tidak bisa menerima ini. Malah, hal ini membuatmua semakin marah – apa Kang-ha berpikir kalau dia sudah mau menikah maka masalah akan selesai. Memang tidak tapi Kang-ha tidak punya gagasan lain. Kang-ha putus asa dan nada suaranya semakin penuh kebencian ketika dia memohon, “Kalau begitu apa lagi yang kau mau? Hanya itu yang bisa aku lakukan! Aku bisa melepaskan wanita yang kucinta tapi tidak adikku. Karena itulah aku menikahimu – apa itu tidak cukup?”
Setelah itu, ada sebuah suara di belakang Kang-ha, “Apa yang harus aku lakukan dengan ini?” Jun-ha mendekat, matanya mencurigakan, “Kenapa membawa-bawa namaku saat kalian membicarakan pernikahan kalian? Kenapa kau harus menikahi Jae-young karena aku?”