Sementara
itu para penyelam sudah kembali dari penyelamannya. Beo Jin yang sejak
awal enggan ikut, kembali dengan ketus ditambah dengan pertengkarannya
dengan ibunya, ketika ibunya menoleh ke arahnya dengan segera Beo Jin
membuang muka. Para penyelam pun turun ke dermaga di sambut para
suaminya.
“Ibu
Kkeut Boon , aku disini”teriak ayah Kkeut Boon. Dengan segera ibunya
Kkeut Boon berlari kea rah suaminya. Beo Jin yang beradu pandang dengan
ibunya memasang muka jutek lalu melangkah pergi. Ibunya hanya keheranan
melihat tingkah laku Beo Jin. “Itu….gadis itu... apa yang telah
membuatmu menjadi marah?”teriak ibunya.
Di
lain tempat William duduk di gua sendirian memainkan topengnya.
Tiba-tiba Beo Jin datang dan duduk di sebelahnya. “Beo Jin”seru William.
Melihat Beo Jin duduk dengan lesu dan sedih William berkata,”Beo Jin,
kau baik-baik saja?”tanyanya.
Beo Jin pun menoleh ke arah William dan berkata,”William, kamu akan pergi dari sini, kan?”
William
menatap Beo Jin penuh tanda tanya.”Kamu harus membawaku bersamamu. Kau
mengerti? Jangan lupa untuk membawaku bersamamu, kamu harus”pinta Beo
Jin sungguh-sungguh.
William
yang tidak mengerti apa maksud Beo Jin hanya terdiam mendengarkan
kata-kata Beo Jin dengan seksama, lalu Beo Jin mengambil tangan William.
Lalu Beo Jin mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking William
sehingga jempol saling bertemu untuk mengikat janji.
“Janji, bahwa
kau tidak akan meninggalkan aku sendiri. Bahwa kamu pasti akan membawaku
bersamamu”ujar Beo Jin. Tapi tetap saja William nggak ngerti hahaha.
“Mulai
sekarang William tidak bisa pergi sendiri, jika kamu melanggar janji
yang dibuat dengan jari-jari seperti ini kamu akan di seret ke bawah
dalam gelombang laut oleh nenek Young Deung”jelas Beo Jin.
“Mengerti?”tanya
Beo Jin. William pun mengangguk padahal nggak ngerti apa maksudnya Beo
Jin ntu wkwkkw. Beo Jin pun melepaskan jari-jarinya, ia mulai curhat
pada William, tentu saja dengan bahasa yang William tidak dimengerti
William.
“Aku benar-benar ingin meninggalkan tempat ini. Jika ada
orang yang lebih banyak sepertimu, maka dunia akan luar biasa dan
berbeda. Tapi mengapa aku harus terjebak di Tamna untuk sisa
hidupku?”keluh Beo Jin yang mulai hampir menangis. Melihat Beo Jin
begitu sedih dan hampir menangis William pun menguatkan Beo Jin, ia
menggengam tangan Beo Jin dan tersenyum mengangguk kea rah Beo Jin. (mungkin ikatan batin kali ya William juga tertekan dengan sikap ibunya begitu pula Beo Jin hehehe).
“Meskipun
kamu tidak mengerti, mampu mengatakan hal-hal seperti ini kepadamu
hatiku merasa lebih baik. Terima kasih, William”ujar Beo Jin tersenyum
ke arah William. William pun tersenyum padanya.
Lalu Beo Jin melihat topeng yang ada dipangkuan William dan mengambilnya.
“Tetapi mengapa ini di sini?”tanya Beo Jin.
“Apakah
kamu suka? Lihatlah…”ujar William sambil mengambil topengnya dari
tangan Beo Jin lalu memakainya. “Huarggggggg”seru William sambil memakai
topeng itu diwajahnya untuk menaku-nakuti Beo Jin. Beo Jin pun tertawa
kecil dan tersenyum ke arah William. William pun membalas senyumnya.
Beo
Jin pulang ke rumah dengan mengendap-endap, ia pun menaruh peralatan
selamnya dengan hati-hati dan merasa lega karena tidak ada siapapun.
Lalu ia melangkah, baru beberapa langkah ia berhenti dan menoleh ke arah
ruangan Park Kyu, ia berjalan mendekati ruangannya sambil
memelet-meletkan lidahnya untuk mengejek.
Tapi
Beo Jin sedang tidak beruntung ternyata yang di ejek diluar kamar dan
memergokinya wkwkkwkw. Sepertinya Park Kyu baru kembali dari tempat
biasanya (?????), Park Kyu
mendekat ke arah Beo Jin sambil membawa porselen di belakang tubuhnya.
Beo Jin kaget saat menoleh dilihatnya Park Kyu berdiri disampingnya.
“Kau seperti gadis sebesar kuda poni, kamu seharusnya takut mengendap-endap dalam gelap”seru Park Kyu.
“jika
kau tahu gelap menakutkan, dari mana saja kau sampai sekarang?”selidik
Beo Jin. Park Kyun pun membentak Beo Jin, lalu Beo Jin memperhatikan
kalau Park Kyu menyembunyikan sesuatu, ia pun ingin melihatnya.
“Kamu, ada…apa itu?”tanya Beo Jin sambil menyelidiki apa yang dibelakang Park Kyu.
“Itu bukan urusanmu”seru Park Kyu
“Tidak,
ini sangat kebetulan….apakah Jinsangpae!?”seru Beo Jin lalu menghampur
ke arah park Kyu mau mengambil apa yang disembunyikan di belakangnya.
Park Kyu pun menahan kepala Beo Jin lalu terjadilah perebutan.
“Biarkan aku lihat”teriak sambil berusaha melihat apa yang dibelakang Park Kyu.
“Uh
Huh! Bisakah kamu mengendalikan diri?”teriak Park Kyu balik. Mendengar
suara berisik diluar ibunya Beo Jin pun membuka pintu. Mereka bedua pun
kaget. Di lihatnya ibunya melotot kea rah mereka berdua karena
dilihatnya posisi Beo Jin dan Park Kyu membuat salah paham orang kwkwkw.
Beo
Jin pun menatap ke arah ibunya lalu melepaskan pegangan tangannya di
pinggang Park Kyu, dan menaboknya lalu melangkah pergi. Park Kyu menoleh
ke arah NY. Choi yang masih memperhatikannya lalu ny. Choi dengan masih
tanda tanya menutup pintunya. Park Kyu pun kaget lalu berdehem.
Tapi
tiba-tiba Beo Jin membuka pintunya, Park Kyu pun kaget dikiranya Ny.
Choi yang membukanya wkkwk. “Pencuri”omel Beo Jin di depan pintunya
lalu menutup pintunya dengan keras. Park Kyu pun mendesis dengan kesal. (couple yang aneh wkkwk).
Sementara
itu William di atas batuan melihat pemandangan yang indah dengan
taburan kerlap-kerlip kunang-kunang. “Ini indah”guman William. Angin
pun berhembus sepoi-sepoi William sangat menikmati suasa itu. ( Tamna-Jeju Island pulau yang sangat indah seRF fams?)
Di
lain tempat Park Kyu sedang bersiap-siap pergi, ia merapikan dan
memakai topinya. Lalu meniup lampu dikamarnya dan bersiap menyelediki
kasus pencurian yang terjadi kemarin malam.
Kembali
ke William yang berjalan-jalan di hutan memakai topengnya. Tiba-tiba
dilihatnya dua buah pahatan patung dilepasnya topengnya dan ia pun
menghampiri kedua buah patung tersebut. Tiba-tiba terdengar ocehan
orang mabuk buru-buru William memakai topengnya kembali dan
bersembunyi.
Orang mabuk tersebut kebelet pipis (namanya belum tahu tapi orangnya sama kayak yang rumahnya kecurian itu).
Orang mabuk tadi ternyata malah pipis di tempat William bersembunyi
yaitu di depan dua buah patung pahatan. Ketika sedang enak-enaknya pipis
orang mabuk tadi melihat di tengah-tengah patung itu ada sesuatu yang
lain, tapi dia belum ngeh.
“Jangan salahkan aku, aku kebanyakan
minum”gumannya. Lalu tiba-tiba ia ngeh di tengah-tengah kedua patung
itu ada sesuatu yang lain. “Omo”gumannya, woalah ternyata patung itu
yang buat orang mabuk ini hahaha. Ia pun memperhatikan kedua patungnya
dangan yang ditengah beda.
“Keduanya ini aku yang buat, apa yang satu ini?”gumannya lalu mulai mengambil topeng William.
Begitu
ditariknya topeng itu terlihatlah wajah William, orang mabuk tadi pun
mengedipkan matanya dikiranya mimpi, lalu dibukanya matanya dan
diperhatikannya kembali wajah William yang tidak berkedip. Ia pun
menutup matanya kembali tidak percaya,lalu dibukanya pelan-pelan matanya
dan dilihatnya William berkedip. Spontan dia pun berteriak dan lari
terbiri-birit. “Itu goblin!”teriaknya.
William
yang masih di hutan pun melihat botol arak orang tadi tertinggal, botol
itu pun di ambil William. “porselen putih!”guman William. Lalu memakai
topeng kembali dan membawanya pergi botol itu.
William
yang membawa botol arak tadi dengan hati-hati ke suatu tempat, ketika
dia mengendap-endap tiba-tiba dari belakang Park Kyu menodongkan pisau
ke lehernya. “Siapakah kamu?”tanya Park Kyu. Tapi tidak ada jawaban
dari William, “Aku bertanya siapa kamu?”seru Park Kyu.
“Lepaskan
topeng aneh itu”perintah Park Kyu. William pun pura-pura mau melepaskan
topengnya tapi ia malah meng hempaskan tangan Park Kyu dan melarikan
diri. Park Kyu pun mengejarnya sehingga terjadilah pertarungan sengit
antara keduanya.
Park Kyu berhasil melukai William, ia menendang William dengan jurusnya, sehingga ketika William berdiri topengnya terlepas.
Park Kyu pun kaget ketika dilihatnya William itu orang barat.
“Orang
Barat…?”guman Park Kyu. Dengan gesit William melempar botol arak ke
arah Park Kyu dan melarikan diri. Park Kyun pun dapat menghindarinya ia
pun segera mengejar William yang tengah berlari. Hampir terkejar
William pun membuang topengnya di jalan lalu terus berlari dan Park Kyu
mengejarnya. Tapi akhirnya Park Kyu pun kehilangan jejaknya. Dan juga
Park Kyu pun tidak mengetahui bahwa topeng William tertinggal ditanah
sampingnya.
Keesokan
harinya, seperti biasa para penyelam wanita yang telah selesai
menyelam memakan masakan sup yang dimasak di pinggir laut oleh
anak-anak mereka yang tidak menyelam.(hebat euy masak dipinggir laut hehe)
“Ini mulai mendidih dengan baik “seru penyelam yang bertugas memasak.
Ibunya Kkeut Boon, ibunya teman Kkeut Boon dan Ny. Choi (ibunya Beo Jin) kembali dari menyelam dengan hasil tangkapannya.
“Apakah
kamu dapat banyak?”tanya Ny. Choi pada ibunya Kkeut Boon sambil
meletakkan hasil tangkapannya dan duduk di samping ibu Kkeut Boon.
Melihat banyaknya hasil tangkapan Ny. Choi ibunya Kkeut Boon iri dan
sinis melihatnya namun berubah ceria saat terdengar teriakan dari Kkeut
Boon.
“Ibu, makan ini!”seru Kkeut Boon yang melangkah ke arah ibunya sambil membawa semangkuk sup. Yang diikuti kedua temannya.
“Oh anakku yang manis”ujar Ibu Kkeut Boon.
Tak kalah Beo Jin pun memberikan semangkuk sup kepada ibunya.
“Sup selera yang terbaik ketika kalian makan di tepi pantai”ujar ibu Kkeut Boon.
Ny. Choi pun meminum sup yang dibawakan Beo Jin.
Lalu
tiba-tiba ibunya salah satu teman Kkeut Boon berseru,”Di sana, bukankah
itu ayah Beo Jin?”ujarnya sambil menunjuk arah orang-orang yang
membawa gerobak yang berisi orang yang terluka parah.
Ibunya Kkeut Boon kaget dengan segera membuang mangkuk supnya dan berlari ke arah ayah Beo Jin.
Yang
diikuti oleh Ny. Choi dan yang lainnya mereka pun mengerumi orang yang
terluka itu. Sepertinya orang yang digerobak itu penjaga yang bertugas
menjaga barang upeti tapi terjadi pencurian lalu dia dihukum pukul itu,
kasian banget ampe luka-luka gitu.
“Pasti sangat keras. Apa yang di dunia… bisnis apa ini?”ujar Ny. Choi pada istri orang yang terluka itu.
Istri penjaga itu pun menangis dipelukan Ny. Choi,”Ibu Beo Jin” serunya. Ibu Beo Jin pun menenangkannya.
Tiba-tiba orang yang semalam mabuk datang dan berteriak,”aku melihatnya!.
“Aku melihatnya”serunya. Semua orang yang berkerumun tadi pun melihat ke arah orang yang mabuk semalam.
“Apa yang terjadi?”tanya Tn. Jang (ayah Beo Jin).
“Pencuri itu mengambil semuanya. Dia mengambil semua upeti”serunya. Semua orang pun melongo mendengar cerita orang itu.
“Apa? Dia mengambil semuanya?”tanya ibu Kkeut Boon. Orang yang mabuk pun mengangguk.
“Siapa itu? Kita harus menangkapnya”ujar istri penjaga lalu menangis tertunduk sedih.
“Aku melihatnya. Dia hanya muncul di tengah hutan”seru orang mabuk semalam. Semua orang pun serius mendengarkan penjelasannya.
“Matanya biru, ketinggiannya kira-kira 100 chunck (30meter).
Rambutnya melambai-lambai di mana-mana seperti rumput laut. Ia
harus!”jelas orang mabuk semalam. Semua orang pun ngeri mendengarnya
namun tetap ingin mengetahui siapa orangnya.
“Goblin!”lanjutnya. Semua yang tadi serius mendengarkannya pun jadi tidak percaya pada orang yang mabuk semalam.
“Siapa sih yang coba kamu bohongi?”teriak Ny. Choi. Orang yang semalam mabuk pun terdiam berpikir bagaimana mau menjelaskannya.
“Mari kita pergi. Mari kita pergi”seru Tn. Jang mengajak orang-orang membawa gerobak yang berisi orang yang terluka tadi.
Orang yang mabuk semalam tetap mau menjelaskannya , tapi tidak digubris.
Sementara
itu Park Kyu mendatangi tempat yang semalam , tempat dimana dia
kehilangan jejak William. Ia pun memeriksa seksama disekitar tempat itu.
Di
lain tempat Beo Jin dan William di dalam hutan mengejar kelinci.
Ketika Beo Jin berhasil menangkap kelinci tiba-tiba dilihatnya tempat
itu seperti bekas tempat di huni manusia ada bekas makanan dan banyak
jeruk. Tiba-tiba orang datang membungkam mulut Beo Jin, tapi Beo Jin
memberontak melepaskan diri, ia pun menginggit tangan orang itu dan
berlari memanggil-manggil nama William.
“William”teriak Beo Jin sambil berlari ke arah William. “Beo Jin”teriak William yang juga berlari ke arah Beo Jin.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Beo Jin memerikasa kondisi William.
“Ini
buruk, mereka datang untuk menangkapmu”seru Beo Jin lalu menarik tangan
William untuk segera lari. William terjatuh mereka pun berhenti dan
bersembunyi di balik pohon.
“William berhati-hatilah!”pinta Beo Jin pada William yang akan melihat siapa yang datang.
William memperhatikan orang yang datang itu dengan seksama, lalu ia berseru,”Yan?”
Lalu
orang itu menoleh kea rah William dan ternyata orang itu
jreng…jreng…..jreng…. Lee Ann… *gubraks* maksudnya Yan Kuwabara hehehe.
William pun tersenyum senang, Yan!”serunya. Yan pun tersenyum dan Beo Jin hanya bisa terbengong-bengong hehehe.
William
menemani Yan yang mandi di air sungai. William duduk di tepi sungai.
“Kau tahu aku tidak bisa percaya kau bersamaku di sini. Dan aku pikir
aku yang satu-satunya jatuh dari kapal”ujar William.
“Siapa gadis itu?”tanya Yan.
William
tersenyum menjelaskan. “Yah….. dari mana aku harus mulai? Dia telah
menyelamatkanku dan melindungiku dan memberiku makanan…. Yan, aku jamin
dia bisa dipercaya. Maksudku, aku pasti sudah benar-benar hilang dan dan
tidak tahu apa-apa di sini tanpa dia”jelas William.
“Sebaliknya akan hilang dan tidak mengerti, itu bisa cukup berbahaya”ungkap Yan. William pun hanya tersenyum.
Kembali
ke Park Kyu yang menelusuri hutan untuk mencari jejak William.
“Bagaimana dia melarikan diri di hutan ini begitu cepat? Hal ini tidak
bisa menjadi yang pertama kali, bagaimana bisa orang asing”gumannya.
Tiba-tiba
seorang kakek menyahut,”Luar biasa . Ini luar biasa, aku melihat bahwa
hutan ini sangat indah. Tapi jangan kau pikir ini terlalu dini untuk
seorang guru muda ke siaga waktunya jauh dengan alam”ujar kakek tua itu.
(kakek tua ini yang makan ikan bersama William dan menukar topengnya ke William dengan wig rambut pirang).
“Dari logat, aku rasa anda tidak berasal dari sini?”seru Park Kyu.
Kakek tua itu pun melompat ke depan Park Kyu. “Siapa namamu?”tanya kakek tua.
“Park”jawab Park Kyu. Kakek tua itu masih menatap Park Kyu yang minta disebutkan nama lengkapnya.
“Park Kyu”tegas Park Kyu. Tiba-tiba kakek tua itu memberi kode diam dan mereka bersembunyi karena ada yang datang.
Ternyata
yang datang Yi Bang dia juga menyelediki kasus pencurian itu. Yi Bang
menemukan sesuatu benda lalu ia menyimpannya di dalam bajunya. Park Kyu
pun mengawasinya dari jauh bersama kakek tua tadi. Setelah mengambil
benda yang ditemukan Yi Bang pun bergegas pergi, sedangkan Park Kyu
seperti memikirkan sesuatu, ia pun menoleh ke sebelahnya mencari kakek
tua tadi namun kakek itu sudah tidak ada.
Di lain tempat William dan Yan mengobrol berdua.
“Bagaimana
kamu mengatur untuk membawa semua ini keluar dari air? Oh ini
menakjubkan “seru William yang memperhatikan barang-barangnya selamat
dari badai. Lalu William mengambil jam pasir,”Wow, bagus”gumannya.
Dari atas batu karang Yan meneropong bintang yang ditemani William.
“Yah, lihat. Sisi utara di sana”seru William.
“33 derajat lintang utara, ini terlalu jauh ke selatan untuk Chosun”ujar Yan.
“Jadi,…Di mana kita sekarang?”tanya William.
“Pulau Tamra!Tentu saja!”jawab Yan.
“Ta-ta…apa?”ulang William.
“Pulau Tamra. Di Eropa mereka menyebutnya Quelpart. Itu sebuah pulau di ujung selatan Chosun”jelas Yan.
“Tamra…. Chosun. Fantastik! Laut ini di isi dengan tanah yang eksostis”ujar William.
“Lebih
baik kita segera pergi. Negara ini jauh lebih tertutup dari Jepang.
Kamu tidak akan pernah tahu apa yang terjadi jika orang-orang setempat
menemukan kita”jelas Yan lalu melangkah pergi.
“Tidak, aku tidak bisa pergi sekarang. Tidak seperti ini”seru William. Yan pun menoleh kembali ke arah William.
“Maksudku, tidak sampai aku menemukan harta berhargaku kembali”ujar William.
“Tidak
ada yang lebih penting daripada keluar dari sini dalam satu waktu. Kita
harus pergi ke Nagasaki sebelum Hollandia 2 kali meninggalkan “jelas
Yan lalu melangkah pergi.
William terdiam ia pun mengingat bagaimana harta karunnya (porselen yang disimpan Park Kyu) diambil Park Kyu di laut. Bagaimana Beo Jin menyelamatkannya dengan memberinya nafas buatan.
Keesokan
paginya, Beo Jin keluar dapur mengendap-endap. Ia pun kaget saat pintu
terbuka. Makanan yang dibungkusnya pun terjatuh ke tanah. Dan yang
ternyata membuka pintu Park Kyu hehe.
“Kau membuatku kaget! Kamu harus memberitahu kedatanganmu”omel Beo Jin.
“Lihatlah
kesalahan bicaramu dan perilakumu yang tidak bijaksana . aku melihat
caramu terkejut, kamu seperti telah melakukan dosa”ujar Park Kyu.
Spontan Beo Jin menengok kanan kirinya,”Dosa apa?”tanya Beo Jin.
“Lupakan tentang hal itu. Ambilkan aku air”seru Park Kyu.
“Oh, tentu saja, aku harus membawakanmu air”ujar Beo Jin lemah lembut. Park Kyu pun senang mendengar ucapan Beo Jin.
“Tapi, nanti”lanjut Beo Jin sambil menjulurkan lidahnya ke arah park Kyu dan berlari pergi.
“Itu….itu”omel Park Kyu. Lalu ia melihat Ny. Choi keluar ruangan.
“lihat di sini, kepala penyelam”seru Park Kyu. Ny. Choi pun mengehntingkan langkahnya dan menoleh ke arah Park Kyu.
“Apakah
anda pernah melihat sesuatu yang aneh dengan air? Kau tahu… seseorang
dengan hidung yang mengarah ke langit, dengan kulit pucat seperti
kertas”terang Park Kyu pada Ny. Choi (Park Kyu menjelaskan ciri-ciri William siapa tahu Ny. Choi pernah bertemu dengannya di laut).
Ny.
Choi yang tidak tahu apa-apa pun hanya berdecak aneh. “Aku kasihan
padamu. Jika kamu bosan, bantu dengan membuat jaring”omel Ny. Choi lalu
melangkah pergi.
“Anda sedang berbicara kasar”seru Park Kyu. Ny. Choi
pun menghentikan langkahnya lalu melotot kea rah Park Kyu, Park Kyu
yang melihat dipeloti jadi diam. Setelah Ny. Choi pergi ke dapur park
Kyu pun ngedumel dengan menjejakkan kakinya ke tanah.
Ny. Choi yang
memeriksa dapur melihat makanannya sudah tidak ada buru-buru keluar
mengambil sapu dan akan memukulkannya ke Park Kyu. Park Kyu pun
refleks mundur ke belakang.
“Berapa banyak makanan yang kamu makan hingga tempat makanan kami kosong?”teriak Ny. Choi.
Park Kyu yang tidak tahu apa-apa berpikit,”(beras?apa yang…!)”gumannya kesal. (malang nasibnya ni jadi salah sangka ibunya Beo Jin mengira Park Kyu yang memakannya padahal dibawa ama Beo Jin hahaha).
Sementara itu Beo Jin mengunjungi William, ia pun membangunkan William.
“William, ayo bangun. Aku datang”serunya.
William pun mulai membuka matanya, ketika dilihatnya itu Beo Jin ia pun tersenyum.
“Beo Jin?”ujar William.
“Cepat, bangun. Kamu harus sarapan. Kau Japang, kan? (Japang=lapar?)”ujar Beo Jin.
“Makan ini”lanjutnya sambil menyerahkan bungkusan makanannya. Ketika Beo Jin menoleh Yan kembali ke dalam gua.
“Dia
diberkati , datang di waktu yang baik ketika ada makanan”ujar Beo Jin
pada William. William pun tersenyum lalu Beo Jin mempersilahkan Yan ikut
sarapan bersama William. “Yan, datang ke sini”seru Beo Jin. Tapi Yan
diam saja, ia malah duduk di dekat api unggun.
“Aku harus pergi sekarang, aku datang lebih awal karena takut kamu Japang(lapar). Lain kali aku akan membawa banyak. Aku pergi”ujar Beo Jin lalu melangkah pergi.
Tapi William menahan tangan Beo Jin. “Tunggu…tunggu sebentar”seru William dalam bahasa korea.
Beo Jin pun terkaget saat William bicara dalam bahasa korea. “Apa? Apa yang kamu katakan?”tanya William.
Lalu William mengambil sebuah pisau yang sudah terpasangi kepangan rambut emas William dan menyerahkannya pada Beo Jin.
“Ini…bukankah ini rambut emasmu? Ini cukup panjang”ujar Beo Jin senang menerima hadiah itu.
Sementara itu Yan tertawa sinis melihat percakapan kedua orang ini.
“Apakah ini, untukku supaya menjagaku?”tanya Beo Jin.
“Aku baik-baik saja?”jawab William dalam bahasa Korea. Beo Jin pun merasa senang.
“Kamu
belajar dari semua yang aku katakan?”ujar Beo Jin. Lalu Beo Jin berniat
mengajari sedikit kata-kata dalam bahasa Korea pada William.
“Itu benar, ok. Aku harus mengajari sedikit sebelum aku pergi. Petama , salam pagi”ujar Beo Jin.
“Apakah kamu telah sarapan?”pandu Beo Jin sambil memperagakannya. “Katakan seperti yang aku katakana”ajak Beo Jin.
“Apakah kamu telah sarapan?”ulang William.
“Kau melakukannya dengan baik, William”puji Beo Jin.
“Apakah kamu sudah sarapan, William?”ulang Beo Jin.
“Apakah kamu…sudah …sarapan…. Beo Jin?”ulang William terpatah-patah.
“Aku sudah sarapan”jawab Beo Jin, lalu ia bertanya ke Yan.
“Yan, kau sudah sarapan?”tanya Beo Jin pada Yan. Namun Yan tidak menjawab dia malah melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.
Beo Jin kesal mau memukul Yan tanpa diketahui Yan.
Saat
selesai menyelam, Beo Jin dengan bangga memperlihatkan hasil
tangkapannya, yang ditangkap dengan pisau yang sudah dipasangi jimat
pemberian William.
“hey! Hey kalian! Lihatlah tiram ini! Aku
menangkapnya. Bukankah ini benar-benar besar?”seru Beo Jin memamerkan
hasil tangkapannya.
Tiba-tiba Kkeut Boon datang merebut pisau Beo Jin yang ada jimat pemberian William.
“Apa
ini? Apakah ini emas?”tanya Kkeut Boon yang sudah merebut pisau itu
dari tangan Beo Jin sambil mencoba menggigit kepangan rambut pirang.
“Yah, berikan kepadaku. Ini milikku?”seru Beo Jin sambil merebut kembali pisaunya. Beo Jin berhasil merebutnya kembali.
“Tampakanya sedikit menarik. Di mana kau menemukan sesuatu seperti itu di pulau ini?”tanya Kkeut Boon.
Tiba-tiba
sahabat Kkeut Boon yang selalu bersamanya berkata,” Hal itu, orang
yang dipengasingan itu bukan yang memberikannya? Aku benar.
Bukan?”tanyanya.
Beo Jin pun kaget tidak tahu harus bilang apa.
“Hal seperti itu hanya berasala dari Hanyang (Seoul)… Beo Jin ah… Apakah itu benar?”lanjut teman Kkeut Boon.
“Benarkah?apakah orang yang dipengasingan yang memberikannya padamu?”tanya Kkeut Boon.
“Ini….orang dipengasingan…”jawab Beo Jin terpatah-patah.
Kkeut Boon pun kesal dia mendorong Beo Jin lalu bergegas pergi.
Beo
Jin yang tidak memahami sikap Kkeut Boon yang cemburu padanya
berguman,”apa yang dia lihat pada diri orang yang diasingkan itu?
Sementara
itu Park Kyu mengikuti Yi Bang yang bertemu dengan seorang petugas.
Petugas itu member informasi rahasia pada Yi Bang. Park Kyu pun terus
mengikuti Yi Bang yang melangkah pergi.
Baru
beberapa langkah menyusul Yi Bang, Park Kyu sudah dihadang Kkeut Boon.
Seperti biasa Kkeut Boon mengeluarkan jurus rayuannya dengan cepat
menggoda Park Kyu.
“Kenapa kau terus mengikutiku?”tanya Kkeut Boon (wahh kepedean ni Kkeut Boon bukannya dia yang terus mengikuti Park Kyu, pengen disate ni wkwkwk). Park Kyu tidak terkena rayuan Kkeut Boon dia tidak menjawab satu pertanyaan pun dari Kkeut Boon.
“Aku
mendengar kau memberikan string emas untuk Beo Jin benar itu? Yang satu
melekat pada pisau tiram? Apakah kamu benar-benar mencoba mendapatka
perhatian Beo Jin?”tanya Kkeut Boon penuh selidik. Park Kyu hanya
menatap Kkeut Boon tanpa menjawab apa-apa lalu ia menoleh ke sana-sini
mencai Yi Bang,
“Apakah kau punya juga untukku? Kamu bisa saja tidak hanya membawa satu dari Hanyang?”tanya Kkeut Boon.
Tiba-tiba Park Kyu menarik Kkeut Boon untuk bersembunyi.
Ternyata
Yi Bang kembali ke tempat Park Kyu berdiri karena mungkin merasa
diikuti. Yi Bang pun melihat ke sekelilingnya dilihatnya tidak ada orang
dia pun bergegas pergi.
Kembali
ke Park Kyu dan Kkeut Boon yang bersembunyi, ternyata Park Kyu
bersembunyi dengan cara berdiri sambil memeluk Kkeut Boon dan
menutupinya dengan kipasnya. Kkeut Boon yang terlalu geer bersiap
dicium Park Kyu, ketika Park Kyu menoleh dilihatnya Kkeut Boon bersikap
itu segera dilepaskannya Kkeut Boon lalu bergegas kabur.
Yi Bang menemui kepala pemerintahan Jaejung-Hyun di jeju, ia menyerahkan hasil temuannya di hutan.
“Di mana kau menemukan ini?”tanya petugas.
“Di jalan hutan menuju Samigol”jawab Yi Bang.
“Benarkah? Apakah kau menemukan hal-hal lain?”tanya petugas.
“Kami melihat di sekitarnya, tetapi tidak ada yang lain”jawab Yi Bang.
“Samigol, yang kamu katakan….”guman petugas.
“Untuk saat ini kami telah mengumpulkan cukup bukti”ujar Yi Bang.
“Omong-omong,
kamu harus mengisi dengan barang kena pajak. Bahkan jika mereka
memiliki kehidupan yang keras, mereka tidak dapat membantu membawa
keluar jika kamu menekan dengan keras”jelas petugas.
“Ya, aku mengerti”jawab Yi Bang.
Lalu petugas itu menyerahkan sebuah kertas.” Ini dari Hanyang (Seoul). Mereka akan mengirim seorang simpatisan, kita diperintahkan untuk bekerja sama dengan dia”seru petugas.
Yi Bang pun kaget. “Mulai sekarang, kita perlu berhati-hati”seru petugas.
“Aku ingin menyelesaikan masalah ini secara diam-diam. Ini akan sulit”guman Yi Bang.
Keesokan
harinya, Beo Jin menemukan topeng milik William.Beo Jin pun mengambil
topeng itu, dia berpikir William ada disekitar situ.
“William”panggil
Beo Jin. Karena tidak ada jawaban ia pun melangkah pergi namun di
depannya sudah ada Park Kyu yang juga ke tempat itu untuk kembali
menyelediki William.
Beo
Jin melihat Park Kyu dengan sinis. “Ini merupakan topeng yang
menarik”seru Park Kyu lalu mengambil topeng yang ada di tangan Beo Jin.
“Topeng
digunakan seseorang yang harus menyembunyikan wajahnya…. Apakah ada
seseorang yang membutuhkan ini untuk hidup dengan menyembunyikan
wajahnya di balik topeng di kota ini?”tanya Park Kyu penuh selidi.
“Aku…
aku tidak tahu”jawab Beo Jin lalu mencoba mengambil topengnya kembali.
Tapi Park Kyu tidak mudah memberikannya begitu saja, semakin Beo Jin
mencoba meraihnya Park Kyu mengangkat topeng itu lebih tinggi.
“Itu
milikku!”seru Beo Jin. Lalu Park Kyu seperti melihat pisau Beo Jin yang
terpasang kepangan rambut pirang. Dengan sigap Park Kyu menyerahkan
topeng tadi ke Beo Jin, karena Beo Jin lengah Park Kyu pun segera
mengambil pisau itu. Beo Jin pun terlonjak kaget.
“Apakah ini? Aoa
yang telah kamu beritahukan pada orang lain bahwa aku yang telah
memberikannya padamu? Kamu tampaknya membawa banyak hal yang menarik. Di
mana kau mendapatkan ini?”tanya Park Kyu penuh selidik.
Beo Jin pun segera menetralisir sikapnya agar tidak terlihat panik, ia pun berusaha merebut pisaunya.
“Kamu orang yang diasingkan, sekarang kamu bahkan mencuri sesuatu”seru Beo Jin sambil mencoba merebut pisaunya.
“Aku bahkan tidak memberikan ini kepadamu. Ini sangat aneh?”pikir Park Kyu. Beo Jin pun merebut berhasil pisaunya.
“Apa ini (topeng)
terkait dengan pisau? Secara ada kebetulan, itu rambut manusia?”tanya
Park Kyu. Lalu ia mengintari Beo Jin sambil mengintrogasinya.
“Sama seperti rambut dari orang asing…”seru Park Kyu di dekat telinga Beo Jin.
“Orang asing? Apa itu…”tanya Beo Jin pura-pura tidak tahu.
“Ah benar, aku harus pergi ke kebun untuk bekerja. Yangdari, (bahasa korea orang yang diasingkan, bener nggak ya?)
aku akan pergi sekarang. Jika aku tertangkap ibuku. Aku akan
mendapatkan masalah karena tidak bekerja”ujar Beo Jin member alasan lalu
segera pergi.
Sementara
itu William memasang uluran belukar supaya bisa mendekteksi orang jika
ada yang datang. Sedangkan Yan membuka-buka buku peta.
Tiba-tiba
uluran belukar yang terpasang kerang-kerang berbunyi tanda ada orang
yang datang, William dan Yan pun segera bersembunyi. Ternyata yang
datang Beo Jin tertatih-tatih karena terkena perangkap yang William
pasang wkwwk.
“Siapa yang mencoba menangkap babi? Menyiapkan perangkat “keluhnya. Lalu ia memanggil nama William.
“William”panggil Beo Jin.
“Beo Jin”seru William lalu menghampiri Beo Jin. Yan pun keluar dari persembunyiannya.
“Apakah kamu baik-baik saja?”tanya William.
“William. Kau pergi ke kota?”tanya Beo Jin sambil menunjukkan topeng yang ditemukan Beo Jin.
William pun tidak bisa menjawab apa-apa karena itu benar.
“William,
kamu tidak bisa pergi ke kota. Kamu akan dalam kesulitan besar jika
kau tertangkap. Aku harus melakukan sesuatu . Bagaimana jika
mendapatkan hal yang lebih berbahaya?”jelas Beo Jin.
Lalu Beo Jin berpikir sebentar lalu ia terpikir mengajari William agar berhati-hati.
“Lihatlah aku hati-hati, kamu tidak bisa. Berbahaya. Kota”ujar Beo Jin sambil memperagakan ilustrasinya.
“Kota”ulang William.
“Kota Sanbang” jelas Beo Jin.
“Kota Sanbang ”ulang William.
Tanpa mereka sadari Park Kyu ternyata mengikuti Beo Jin sampai ke dalam gua itu. Ia pun mendengarkan percakapan mereka.
“Kamu tidak bisa pergi, itu berbahaya”seru Beo Jin.
“Kamu tidak bisa pergi, itu berbahaya”ulang William. Lalu Yan bersiap akan pergi.
“Itu
bagus, William”puji Beo Jin. Dan ketika William menoleh dilihatnya Park
Kyu yang mendekat kea rah mereka. Beo Jin terlonjak kaget.
“Yandari”serunya. Yan pun menoleh kembali ke belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar