Terimakasih atas kunjungannya ke blog adilablogs , Jangan lupa meninggalkan jejak berupa KOMENTAR.

Sabtu, 10 September 2011

Sinopsis The Return Of Iljimae Episode 17


Iljimae menyelinap ke pekarangan bangsawan yang korup, Tuan Kwon, dan sengaja menguping rencana yang dibuat bangsawan itu. Kwon bertanggung jawab atas pemenggalan kepala seorang pria yang ditemukan oleh polisi, dan bukti berada dalam kotak yang tidak sengaja dilihat oleh putra Kwon, Jang-ho. Jang-ho memang sering mengganggu, namun Kwon khawatir kalau Jang-ho mungkin menjadi masalah, dan memutuskan bahwa anaknya itu harus dikirim ke tempat yang jauh.
Jang-ho mabuk dan melihat seorang wanita muda tiba di rumah. Jang-ho langsung terpikat oleh kecantikannya, dan menginginkan wanita itu. Dia meminta gadis itu, dan berhamburan melewati gerbang, dengan kasarnya mendorong orang2 disana dalam usahanya mendapatkan gadis itu. Meskipun ia akhirnya berhenti, hal ini menyebabkan masalah bagi Tuan Kwon, karena wanita itu yang bernama Sook-young, juga seorang bangsawan.
Jang-ho tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri dan melakukan segalanya lebih dari yang diinginkan – lebih jahat dan egois. Jang-ho mengatakan kalau dia ingin menikahi Sook-young, tapi sayangnya hal ini tidak dapat segera terwujud sebab Sook-young sudah bertunangan. Tuan Kwon tahu tidak akan mudah menangkan anaknya itu tapi dia mengatakan pada Jang-ho untuk pergi ke Cina untuk beberapa saat. Selagi Jang-ho pergi, Kwon akan mempersiapkan pernikahan putranya dengan Sook-young. Janji ini cukup membuat Jang-ho senang dan siap2 berangkat ke Cina.
Untuk itulah, Tuan Kwon mencoba membungkam tunangan Sook-young, Gil-young dengan mengirimkan seorang utusan yang membawa uang suap. Akan tetapi, Gil-young dan ayahnya adalah orang yang jujur dan terhina atas suap itu. Mereka menolak. Iljimae menghentikan utusan itu saat keluar dan memberikan surat kepadanya, mengatakan kalau surat itudari Gil-young untuk Tuan Kwon. Tahu kalau Kwon tidak akan berhenti dengan penolakan sederhana, surat Iljimae menyebutkan agar Kwon tidak ikut campur dalam pernikahan Sook-young dan Gil-young. Kalau iya, maka ia akan memenggal kepala Kwon.
Hal ini memberikan efek yang diinginkan. Tapi mungkin terlalu berlebihan sebab sekarang Kwon berpikir kalau Gil-young adalah penjahat yang harus diikat. Ia harus menyingkirkan Gil-young dan Sook-young. Aksi Wang Hweng-bo saat ini adalah mencoba mendapatkan keanggotaan gang yang dipimpim oleh pemilik tempat judi illegal. Tugas pertamanya yaitu, dia dan Sung-kae diperintahkan untuk menagih hutang dari para pejudi. Akan tetapi, ini jadi masalah soalnya tidak ada uang yang didapatkan – dan pria itu juga sudah menggadaikan rumahnya!
Tidak mampu memenuhi tugas mereka, kedua orang itu memuaskan lapar mereka dengan membunuh ayam milik pria itu dan memakannya. Sayangnya, ketika Hweng-bo dan Sung-kae melaporkan kejadian itu pada bos mereka, bos mengatakan kalau ayam2 pejudi itu lebih berharga dari uang yang harus ditagih – ayam2 itu bisa diadu di judi adu ayam. Bos memerintahkan keduanya untuk mengambil ayam2 itu. Khawatir pada apa yang akan terjadi, Wang Hweng-bo dan Sung-kae memutuskan kalau mereka harus kabur!
Malam itu, Iljimae menyelinap ke rumah Tuan Kwon. Dengan menggunakan sedotan, dia meniupkan bubuk tidur melalui lubang di pintu kertas, lalu masuk ke kamar Kwon, yang sudah jatuh pingsan. Iljimae mengaduk-aduk barang2 di kamar itu, dimana dia kemudian menemukan surat rahasia. Iljimae membaca gulungan itu dan dari raut wajahnya kita tahu kalau gulungan itu berisi berita buruk. Salah satu pelayan melihat Iljimae dari luar ruangan dan membunyikan peringatan, meneriakkan, “Maling!” Iljimae menyelinap keluar diikuti oleh Yang-po, yang telah melacak pergerakan Iljimae dengan diam2.
Di hutan, Iljimae membaca gulungan itu lagi dan Yang-po mendapati Iljimae sangat kesal pada isinya. Surat itu menjelaskan tentang plot rahasia untuk berkoalisi dengan Cina dan pada dasarnya menjual Korea pada mereka. Iljimae melempar gulungan itu ke dalam api dan Yang-po bergerak untuk menyelamatkannya, tapi sejurus kemudian berhenti. Yang-po bertanya pada Iljimae apa yang akan dia lakukan. Jawaban Iljimae yaitu dia berpikir untuk membereskan Tuan Kwon, dimana dalam hal ini tentu saja membunuhnya.
Yang-po memperingatkan Iljimae kalau Iljimae sedang menempuh jalan yang mungkin saja membuatnya terbunuh, tapi Iljimae marah, “Mati? Aku tidak peduli soal itu.” Iljimae lalu pergi meninggalkan Yang-po, yang bertanya-tanya apakah Iljimae melakukan ini karena Wol-hee. Ngomong2 soal Wol-hee, ternyata dia masih hidup meski Iljimae tidak tahu ini. Setelah diselamatkan oleh Yang-po, Wol-hee dirawat oleh Keol-chi, yang khawatir pada kesehatan Wol-hee yang lemah. Dia mengejutkan Keol-chi dengan mengatakan kalau dia ingin kembali ke rumah di Hanyang – dia sudah menyerah agar bisa menemukan Iljimae. Meski kesehatannya masih buruk, Wol-hee ingin segera pergi, dan mengatakan agar mereka berangkat keesokan harinya.
Ketika Iljimae kembali ke rumah Kwon, dia menemukan kotak yang lain berisi kepala lainnya – dan Iljimae menjadi marah juga sedih. Memang wajah kepala itu tidak jelas, tapi yang pasti di dalamnya ada kepalanya Gil-young. Sambil menghapus air matanya, Iljimae mengakui kalau rencananya berjalan kacau – dia berpikir kalau Kwon akan berhenti setelah mendapatkan peringatan, tapi malah semuanya bertambah parah. Mengingat pacar Gil-young, Iljimae khawatir kalau gadis itu juga mungkin dalam bahaya, jadi Iljimae bergegas menemukannya.
Naluri Iljimae terbukti benar, sebab pembunuh Tuan Kwon menargetkan Sook-young sebagai korban berikutnya. Pembunuh itu mencegat rombongan perjalanan yang membawa Sook-young (gadis ini dikirim pergi demi keselamatannya) dan membunuh orang2 yang mengantar Sook-young itu. Iljimae terlambat dan tidak bisa menyelamatkan anak buah ayah Sook-young tapi dia datang tepat waktu menyelamatkan Sook-young. Masih marah dengan kematian Gil-young, Iljimae membunuh anak buah Kwon dengan kejinya.
Iljimae beralih ke Sook-young dan memerintahkannya untuk kembali dan langsung pulang ke rumah. Tapi gadis itu meminta Iljimae menemaninya sebab dia sangat takut. Iljimae menampar gadis itu dan mengulangi perintahnya dengan geram, lalu meninggalkan gadis itu di tengah hutan sendirian. Berikutnya Iljimae pergi menemui Gu Ja-myung. Setelah memahami kalau Iljimae akan menghabisi Kwon, Ja-myung memperingatkannya kalau Kwon bukan orang yang cocok diajak bermusuhan. Iljimae harus mempertimbangkan ibunya. Gu berharap kalau Iljimae sudah sadar setelah membantu polisi terakhir kalinya tapi sekarang dia khawatir lagi.
Iljimae tidak ingin dikuliahi dan memberitahu Gu kalau mereka akan menemukan kepala dari mayat yang ditemukan baru2 ini di rumah Kwon, bahkan dengan sebuah kepala lagi. Setelah memperingatkan Gu, Iljimae menuju rumah Kwon lagi. Ketika istri Kwon bangun, Iljimae langsung memukul di tempat yang tepat hingga istri Kwon itu pingsan, lalu mengarahkan pedangnya ke suaminya yang sedang tertidur. Iljimae menaikkan pedangnya dengan pelan, mempersiapkan dirinya dan dia menggerakkan pedang itu dengan cepat ke tubuh pria itu.
Baek-mae merasakan hal yang tidak nyaman. Dia merasa khawatir. Pikirannya langsung terarah ke Gu Ja-myung: “Aku percaya apa yang kau katakan kalau kau akan membawa Iljimae padaku, tidak peduli apapun yang terjadi. Tapi kau juga harus tetap diam.” Menyikapi pemberitahuan Iljimae, Gu tiba di rumah Kwon dan mendapatkan kenyataan kalau memang berita tentang dua kepala itu benar. Akan tetapi, Gu marah karena menemukan bunga plum emas, menandai kematian Kwon lalu berujar, “Orang bodoh!”
Ini membuat Iljimae menjadi buronan dan sebuah poster dipampang di pasar, meminta masyarakat untuk menangkapnya. Yang membuat tawaran itu menjadi manis, yaitu hadiah bagi orang yang mampu menangkap Iljimae adalah diangkat menjadi bangsawan. Yeol-gong, sebagaimana Gu Ja-myung, kecewa melihat Iljimae menyerah pada amarahnya dan memilih menjadi pembunuh. Ini juga membuat Kim Ja-jeom sangat khawatir. Pertama, dia takut kalau Iljimae melihat surat rahasia itu, dan bertanya-tanya apakah Kwon mengakui sesuatu sebelum kematiannya. Ja-jeom juga takut kalau dia yang akan menjadi mayat selanjutnya dan bermimpi buruk dibunuh oleh Iljimae.
Kim Ja-jeom bukan satu2nya yang ketakutan, sebab bangsawan lain dalam lingkaran jahat Perdana Menteri Kim mungkin juga menjadi target. Park Bi-su menyarankan agar mereka mengirim seorang pria bernama Park Su-dong untuk memburu Iljimae: Park Su-dong adalah mantan prajurit yang merupakan bagian unit artileri. Tidak peduli seberapa bagusnya Iljimae, dia tidak dapat menandingi sebuah senapan. Kim meminta anak buahnya untuk menyiapkan uang buat menyewa Park Su-dong.
Wol-hee kembali ke kota, dimana dia dan Keol-chi dilihat oleh Bae Sun-dal dan Cha-dol dan diberitahu aksi terakhir Iljimae. Akan tetapi, saat Cha-dol dan Bae menebak kalau Iljimae punya alas an dibalik perbuatannya, Keol-chi dan Wol-hee telah dilukai oleh Iljimae dan tidak ingin membuatnya ragu. Cha-dol dan Bae berpikir kalau Kwon pasti telah melakukan sesuatu yang sangat kejam, sebab Iljimae bukan tipe orang yang suka membunuh. Di sisi lain, Keol-chi berkata bagaimana Iljimae tidak peduli ketika Wol-hee ‘mati’ dan bahkan tidak mencarinya.
Bae memiliki pandangan yang berbeda dalam situasi ini: “Iljimae berpikir kalau Wol-hee meninggal karena dirinya dan tidak bisa memaafkan dirinya.” Bae tidak percaya kalai Iljimae tidak peduli apakah Wol-hee meninggal dan pada akhirnya, Keol-chi mengaku kalau Iljimae kelihatannya bukan orang seperti itu. Mereka bisa menemukan Iljimae dan bertanya padanya apa yang sebenarnya terjadi. Wol-hee berbicara untuk pertama kalinya kalau mereka tidak akan menemukan Iljimae di rumah mereka yang lama – jika Iljimae akan kembali, dia tidak akan kabur lebih dulu.
Selama ini, Baek-mae tetap tidak tahu perkembangan yang terbaru dan bangga pada putranya. Dia sudah mendengar kalau ada Iljimae palsu yang melepaskan tahanan di penjara sedangkan Iljimae yang asli membantu menangkap para tahanan itu lagi. Baek-mae dengan bangga mengatakan pada anak kucingnya, “Mereka bilang orang yang membantu mereka yang membutuhkan adalah Iljimae-ku.” Di gubuk di gunung, Iljimae ingat pertama kali tiba disana dan bagaimana Wol-hee begitu bahagia. Iljimae tidak sadar kalau dia sedang diintai oleh pria dengan senapan, yang mengawasi dari jarak dekat.
Tegang. Dan Iljimae pun ditembak. Dia ditembak di bagian tangan dan amburk ke tanah. Kedua pemburu itu mendekat untuk memastikan kalau Iljimae sudah mati, dan tetap mengarahkan senjata mereka ke Iljimae. Ketika salah satunya mendekat, Iljimae menendang senapan yang dibawanya dan pemburu itu malah menembak rekannya. Iljimae menarik pemburu yang tersisa dan bertanya siapa mereka serta siapa yang mengirim mereka. Pemburu itu melepaskan pegangan Iljimae dan kabur.
Karena Wol-hee meninggalkan Hanyang akibat dia kabur dari penjara, merupakan hal yang beresiko baginya kembali ke ibukota, seperti ketika dia dihentikan oleh polisi. Mereka diperintahkan untuk menanyai semua wanita yang mirip dengan pacar Iljimae dan mereka berpikir kalau dia mirip dengan pacar Iljimae. Sekali lagi, mereka bukan polisi yang cerdas sebab mereka juga ingat kalau Iljimae pernah dilaporkan menjadi wanita cantik, dan kemudian berpikir kalau Wol-hee mungkin saja Iljimae yang menyamar. Mereka tidak akan membiarkan Wol-hee lewat sampai dia membuktikan kalau dia bukan Iljimae.
Keol-chi menangani hal ini dengan bertanya apakah membuktikan jenis kelamin Wol-hee akan membebaskan mereka dan polisi yang bodoh itu berkata iya. Maksud Keol-chi adalah Wol-hee harus melepaskan pakaiannya, jadi mereka menurut waktu Keol-chi menyuruh mereka berbalik untuk beberapa saat – lalu Keol-chi menarik kepala mereka. Pemburu itu melapor kembali kepada bos-nya (Park Su-dong) bahwa rekannya dibunuh setelah mereka berhasil melacak Iljimae. Park Su-dong mengira kalau meski Iljimae berhasil kabur, dia tidak akan bisa jauh. Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk segera menemukan Iljimae.
Kim Ja-jeom mendatangkan peramal wanita untuk meminta tambahan bantuan, sebab dua berpikir, “Aku akan meminjam kekuatan dari Park Su-dong dan kebijaksaaan dari peramal ini.” Karena hidupnya Iljimae masih mengancam rencana jahat dan keselamatannya, Kim tidak sabar untuk mengakhiri masalah ini dan bertanya keberadaan Iljimae pada peramal itu. Jawaban peramal itu akurat: dia mengatakan kalau salah satu pemburu telah mati, sedangkan bosnya marah besar.
Akan tetapi, orang yang mereka buru juga sedang terluka parah… Benar kata peramal itu, Iljimae yang terluka sedang merangkak di pegunungan, sangat memerlukan bantuan sebelum dia diburu lagi

1 komentar: