Terimakasih atas kunjungannya ke blog adilablogs , Jangan lupa meninggalkan jejak berupa KOMENTAR.

Sabtu, 10 September 2011

Sinopsis The Return Of Iljimae Episode 10


Menindaklanjuti pertempuran skala besar di markas utama Haedongchung, Gu Ja-myung dan anak buahnya menangkap para pencuri itu. Akan tetapi, mereka tidak terlalu beruntung dengan gang yang lainnya – para petugas polisi yang dikirim untuk menghancurkan markas Bongsuni menemukan bahwa tempat itu telah ditinggalkan. Bongsuni sudah berkemas dan pergi. Selain upacara kematian, tidak ada aktivitas lain di daerah tersebut.
Saat mendengar kata pemakaman, Gu menyadari kalau Bongsuni pasti sudah mengambil sebuah halaman dari buku Haedongchung dan menyamarkan upacara pemakaman untuk menghindarkan kecurigaan. Taktik itu telah sukses membawa Bongsuni keluar dari tempat persembunyiannya dan jauh dari bahaya. Selagi anggota Bongsuni yang mengungsi tinggal di kandang baru mereka, Wang Hweng-bo gelisah, ingin keluar kea real pasar untuk tahu apa yang terjadi. Bos mengingatkannya tentang perlunya untuk bersembunyi sebab dia dapat dikenali polisi, tapi Wang menjelaskan kalau mereka perlu pencegahan. Dia juga yakin pada kemampuannya untuk tetap tak terlihat.
Wol-hee dan Iljimae memanfaatkan waktu untuk jalan-jalan dan melihat-lihat perhisan di pasar saat Cha-dol melihat mereka. Kegirangan karena mengenali Iljimae, dia berlari untuk menjemput Bae Sun-dal, tapi kembali terlalu telat untuk menangkap Iljimae. Sedangkan, Iljimae juga menangkap sekilas sosok yang tidak asing – Keol-chi yang tidak bersemangat (sang pengemis), berjalan di sekitar toko-toko meminta makanan. Wang Hweng-bo memperhatikan dan menawarkan pengemis itu makanan dan uang sebagai pertukaran karena mau membawa barang-barang Wang ke rumahnya.
Keol-chi setuju dengan riangnya, dan menemani Wang ke tempat persembunyian baru Bongsuni. Wang mengatakan pada Keol-chi agar menunggu untuk dibayar, dan meninggalkan sang pengemis berdiri di luar gerbang. Pada saat itulah Wol-hee datang untuk menyuruh Keol-chi kabur. Pengemis itu tidak terpengaruh oleh peringatan Wol-hee sampai Wol-hee menyebutkan kalau dia bertindak atas nama Iljimae. Mendengar nama Iljimae disebut, Keol-chi akhirnya menuruti perintah itu.
Ini adalah pergerakan yang cerdas, soalnya Wang Hweng-bo memerintahkan anak buahnya untuk membunuh pengemis yang menunggu di luar – tidak ada gunanya membiarkan dia hidup sebab dia tahu dimana markas mereka. Tapi anak buah Wang tidak menemukan siapa2 di luar, sebeb Keol-chi telah dituntun pergi oleh Wol-hee, yang mengatakan kalau Keol-chi bisa bertemu Iljimae besok di kota. Di saat yang sama, Keol-chi harus pergi ke kantor polisi dan membawa mereka ke tempat persembunyian tadi. Mendengar bahwa dia sudah digambarkan oleh Iljimae sebagai sosok ayah, Keol-chi sangat tersentuh.
Ketika polisi lain merasa laporan Keol-chi tidak benar, Petugas Gu mengingat Keol-chi dari masa lalu dan mempercayai ceritanya. Gu mengerahkan anak buahnya untuk menyerang tempat persembunyian Bongsuni dengan segera. Bos Bongsuni mendengar hilangnya Keol-chi dengan tiba-tiba dan memerintahkan Wang untuk mencari pengemis itu. Sungguh nasib, mereka kebetulan di luar ketika polisi menyerang masuk, dan untuk itu mereka berusaha kabur selagi sisa orang2 mereka dikepung.
Hampir saja tertangkap, kecerobohan Wang Hweng-bo kembali lagi – dia menjelaskan kalau ini adalah kebiasaan gugup karena ‘ pria yang paling aku takuti di dunia ini adalah Gu Ja-myung!’ Selama pertempuran mini dengan pencuri itu, polisi telah mengendalikan hampir semua bagian. Petugas Gu sedang meladeni pencuri ketika seorang pria mengendap di belakangnya, siap untuk menikam punggung Gu, tapi dihentikan dengan segera – shuriken terbang ke punggung pria jahat itu, dilempar dari atap oleh sosok berpakaian serba hitam. Iljimae mundur tapi Gu telah mengenalinya dan mengikutinya ke hutan dimana dia memanggil-manggil Iljimae.
Gu berkata, “Setelah cukup lama, kau seharusnya menyapa kawan lama!” Mungkin ini tidak terlalu mencurigakan bila Iljimae berbalik dengan curiga. Gu selalu menyayangi Iljimae, tapi tidak pernah punya kesempatan untuk menunjukkannya secara langsung, jadi Iljimae mengingatnya sebagai petugas pemerintah yang tidak dapat dipercaya. Gu berterima kasih pada Iljimae atas bantuannya dan sebab sudah mengirim pengemis itu untuk memberitahukannya tentang markas baru Bongsuni. Gu berujar lagi, “Kau Iljimae yang aku kenal, bukan?”
Iljimae tidak menjawab, tapi matanya sangat ekspresif ketika Gu bertanya, “Apa kau sudah bertemu dengan ibumu?” Tapi Iljimae segera pulih dan mengatakan kalau Gu sudah salah orang. Iljimae melempar shuriken ke pohon, di sebelah kepala Gu, dan pergi dengan peringatan untuk tidak mengikuti. Meski mengelak, Gu tetap yakin pada tebakannya kalau orang itu adalah Iljimae sebab dia dapat melihat perubahan pada matanya ketika menyebut ibunya.
Berita telah dilumpuhkannya Bongsuni seharusnya menjadi angina segar bagi Perdana Mentri Kim karena itu artinya emas-nya lebih mudah dilacak. Akan tetapi, kemarahannya meledak waktu mendengar bahwa salah satu pimpinan yang berusaha kabur berhasil ditangkap (Wang Hweng-bo). Dia memerintahkan orang-orangnya untuk cepat; waktu mereka sudah hampir habis sebelum mereka bisa menggunakan emas itu untuk mengamankan persediaan mereka.
Sebuah pemberitahuan ditempel yang memberitahu masyarakat pembubaran kedua gang itu. Meski ini berita bagus, tapi bagi Cha-dol dan Bae ini sedikit mengecewakan sebab tanpa para penjahat ini yang sering berulah, Iljimae mungkin tidak lagi punya alasan untuk muncul.
Bae berpikir bagaimana Iljimae mengingatkannya pada masa mudanya – bukan karena dia seperti Iljimae, tapi faktanya karena mereka bergitu berbeda. Iljimae bertarung dengan orang jahat sedangkan Bae lemah dan malas dan lebih memilih diam di kamarnya membaca buku seharian. Tapi saat dia melihat Iljimae mengalahkan Bulgasari, dia sadar kalau dia ingin seperti itu: “Begitulah aku, Iljimae adalah sosok yang tidak bisa aku tiru.”
Cha-dol berbagi sentimen yang sama, karena Iljimae membuat Cha-dol ingin menjadi sepertinya. Bae merenung, “Bagiku, Iljimae adalah masa laluku yang hilang. Bagimu, dia adalah masa depanmu yang belum tiba.” Keduanya tidak hanya benar2 mengagumi Iljimae dan tertarik pada karakternya, mereka bersama juga karena Iljimae. Narrator menggambarkan kalau Bae di masa lalu seperti melayang-layang tanpa tujuan sampai dia menolong Cha-dol, sedangka Cha-dol yang yatim piatu sangat rindu akan keseimbangan yang dia temukan bersama Bae.
Meski tahu kegiatan terselubung Iljimae, Wol-hee tetap memperlakukan Iljimae dengan normal dan Iljimae akhirnya bertanya kenapa Wol-hee tidak bertanya tentang hal itu. Wol-hee menjawab secara praktis, “Sebab mungkin ada sesuatu yang tidak bisa kau beritahu aku. Dan sebab kau mungkin bisa pergi karena itu.” Pada kalimat kedua, Iljimae tersenyum penuh meyakinkan pada Wol-hee, dan mengatakan padanya kalau tidak mungkin ada sebab itu.
Meski kedua gang sudah dilucuti, ini bukan berarti kejahatan sudah pergi. Kali ini, sekelompok penjahat berkeliaran di siang bolong, melakukan pengrusakan umum. Contohnya, mereka mencuri seekor sapi dari seorang wanita, kemudian mengancam seorang bangsawan untuk menjual tanahnya. Bersikap sebagai pemimpin dari gang ini adalah seorang bangsawan bernama Yoon-bang. Dia menyakiti bangsawan lain untuk menjual tanahnya dengan harga yang jauh sangat murah. Dia juga membuat semacam surat2 untuk mendapatkan tanah itu.
Iljimae menunggu sampai para bajingan itu menyelesaikan perayaan mereka dan berjalan gontai pulang ke rumah, pada saat itulah dia memanggil mereka semua. Sikap tidak peduli Iljimae membuat mereka tersinggung, dan ketika seorang pria maju dengan kasar, Iljimae menjatuhkannya. Satu per satu mengikuti menyerang Iljimae tapi semuanya dapat dikalahkan hingga yang tersisa hanya dua. Iljimae menunjukan sang pemimpin yang berpakaian biru, Yoon-bang, dan memerintahkannya melepaskan pakaiannya. Yoon gugup pada perintah itu tapi menurut ketika Iljimae menodongkan pedangnya ke leher Yoon.
Setelah semua bajingan itu ditelanjangi, mereka diikat ke pohon. Ketika sang pemimpin mengeluh, Iljimae secara gesit mengambil surat tanah dari baju Yoon dan menggantinya dengan kertas yang lain. Iljimae lalu membakar pakaian para bajingan itu, dan membuat pertunjukkan telah menemukan surat tanah (yang palsu) dan menambahkannya ke tumpukan yang terbakar sambil berkata, “Kau tidak memerlukan ini.” Tanpa daya, para bajingan itu meratapi sia-sia surat tanah curian itu dan melihat kertas itu terbakar di depan mata mereka. Iljimae lalu mengambil surat tanah yang asli dan mengantarkannya ke orang yang tepat.
Di kota, Keol-chi menunggu di tempat yang dijanjikan untuk bertemu Iljimae, yang terlambat. Wol-hee datang lagi untuk mengantarkan pesan atas nama Iljimae, yang pergi untuk urusan bisnis dan memerintahkan Wol-hee untuk memberikan sesuatu pada Keol-chi. Ternyata itu adalah surat tanah yang dicuri Yoon-bang. Wol-hee mengatakan kalau benda itu berharga 470 nyang, yang merupakan jumlah uang yang besar.
Keol-chi protes, bersikeras kalau dia tidak menginginkan uang – tapi Iljimae. Wol-hee menemukan cara mudah untuk meyakinkan pria tua itu untuk menerima pemberiaannya denga bertanya dimana Keol-chi akan tinggal bersama Iljimae tanpa uang. Kenapa Keol-chi tidak menggunakan uang itu untuk membeli rumah? Keol-chi suka pada gagasan itu – terdengar sangat bagus. Wol-hee meminta Keol-chi untuk menjual surat itu untuk mendapatkan uang, yang kemudian Keol-chi bisa membeli rumahnya, yang akan dia jual. Wol-hee menawarkan diri untuk mengantar Keol-chi berkeliling dan pria tua itu terlihat sangat senang.
Semua ini sudah direncanakan oleh Iljimae sebab dia tidak sedang dalam urusan apapun – dia berada di dalam salah satu ruangan, mendengarkan dengan kagum ketika Keol-chi berteriak dengan riang bagaimana dia akan berbagi rumah dengan Iljimae. Bagian Wol-hee sudah selesai dan ketika Keol-chi pergi untuk mendapatkan uangnya, dia bercanda dengan Iljimae dan mengatakan kalau Keol-chi itu seperti ‘ayah mertuanya’. Iljimae terlihat terkejut.
Masalah muncul saat Keol-chi meminta uangnya dari Yoon-bang. Setelah kehilangan surat tanah itu, dia tidak akan menyerahkan uang apapun di atas itu semua, surat hutang atau apapun. Yoon menolak dan meminta pelayannya untuk memukul Keol-chi dan menendangnya keluar.
Kebetulan, Petugas Gu melihat Keol-chi yang marah dan terluka dan mendengarkan ceritanya dengan penuh keprihatinan. Gu pergi ke rumah Yoon dan menghadapkannya dengan cerita itu, tapi Yoon berbohong dan mengatakan kalau dia akan dengan senang hati menukar surat itu jika sangat berharga dan asalkan pengemis itu punya surat hutangnya. Tapi Keol-chi tidak punya. Gu tidak percaya pada bangsawan itu tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Sedangkan Keol-chi menangis sebab mimpinya tinggal dengan Iljimae hilang sudah.
Tapi hal ini sudah sampai ke telinga Iljimae. Malam itu dia menyusup ke rumah Yoon, dia menyelinap ke kamar utama bangsawan itu selagi bangsawan itu tertidur. Iljimae dengan tenang mencari dokumen yang dimaksud dan mengeluarkan surat hutang ketika Yoon tertidur. Tak berapa lama kemudian Yoon bangun di tengah malam dan memangil pelayannya. Ketika sang pelayan meninggalkan ruangan, dia melihat bayangan gelap Iljimae bergerak di luar dan meneriakkan kalau ada hantu. Hal itu membuat seluruh isi rumah menjadi gempar dan mencari hantunya.
Yoon, di sisi lain, mendapati kalau kotak dokumennya sudah dijarah, sebuah bunga plum dari emas di letakkan di tempat surat hutang itu. Menyadari kalau dia sudah dirampok, Yoon memerintahkan pelayannya untuk menangkap pencurinya. Tapi karena mereka masih takut pada hantu, mereka diam saja dengan gugup.
Ketika Iljimae muncul di atap, Yoon yang kesal meminta pelayannya untuk menangkap Iljimae. Seorang pelayan memasang tangga ke atap sambil mengatakan kalau Iljimae membuat kesalahan besar… yang membuat Iljimae bertanya-tanya, bukahkah pelayan itu yang membuat kesalahn? Menempatkan kakinya di bagian atas tangga, Iljimae bertanya, “Apa yang akan terjadi jika aku mendorong ini?” Sekarang pelayan itu gugup dan meminta Iljimae untuk bersikap baik, dia hanya menjalankan perintah majikannya.
Dengan pandai Iljimae mendorong sedikit tangga itu lalu mendorongnya dengan keras hingga tangga itu bertengger di atap lainnya. Yoon marah2 pada pelayannya untuk menangkap Iljimae lalu ingin siapa pencuri itu. Iljimae menjawab dengan mudah, “Aku Iljimae.” Yoon merasa senang karena bisa memojokkan Iljimae di atap rumahnya, tapi Iljimae membuktikan kalau Yoon salah dan mulai melompat dari satu atap ke atap yang lainnya dengan mudahnya.
Wol-hee menemui Keol-chi yng terluka dan kecewa di pasar, dan berpura-pura ‘menemukan’ kertas yang Keol-chi jatuhkan di tanah. Itu adalah surat hutang yang hilang dan Wol-hee mengembalikannya pada Keol-chi, membuatnya berpikir kalau dia sudah memiliki surat itu selama ini. Keol-chi memang tidak pintar-pintar amat tapi dia punya hari dan itu membuatnya tidak berhenti untuk memikirkan ulang hal logisnya. Dengan harapan yang diperbarui, Keol-chi menerima ini sebagai kenyataan dan segera pergi untuk mendapatkan uangnya.
Keol-chi punya ide bagus untuk pergi dulu ke Petugas Gu dan menunjukkan dokumennya, dan kali ini Yoon-bang tidak bisa mengingkari klaim itu. Dia benar2 tidak bisa menjelaskan kalau surat hutang itu telah dicuri di tengah malam, sebab dia telah bersumpah dia tidak memiliki surat itu. Terjebak dalam kebohongannya sendiri, Yoon dipaksa untuk membayar.
Dengan membawa uangnya, Keol-chi tiba di rumah Wol-hee, bermaksud untuk membelinya langsung. Hanya saja, bukannya Wol-hee tapi malah Iljimae yang menyapanya. Keol-chi terpaku dan tidak dapat bisa bicara melihat Iljimae, lalu segera meraih Iljimae dengan penuh suka cita. Kasih sayang Keol-chi pada Iljimae sangat murni dan bahkan Wol-hee pun ikut tersentuh olehnya.
Dan sekarang, adalah waktunya bagi Gu untuk melakukan apa yang sudah lama sekali ingin dia lakukan – menemui Baek-mae dan mengatakan kalau dia sudah menemukan putranya. Gu mengajak Soo-ryun dalam perjalanannya dan mengatakan padanya kalau Baek-mae adalah ibu Iljimae.
Baek-mae masih saja sama seperti sebelumnya, hidup sendiri dan menanam ginseng untuk mempertahankan hidup. Seperti perhatian yang dia berikan pada ginsengnya, Baek-mae seperti melakukan pendekatan pada apapun dengan hati ibu – ketika dia memberi makan anak kucing yang kelaparan, dia bertanya-tanya ibu macam apa yang sudah meninggalkan anak kucing itu untuk mencari makan sendiri.
Gu tiba, gembira melihat Baek-mae, dan bertanya apa dia masih ingat Gu. Baek-mae ingat tapi reaksinya sangat berlawanan dengan Gu. Sikapnya yang awalnya bertahan berubah menjadi melawan dan tidak hormat – Baek-mae tidak percaya pada pria. Soo-ryun, yang tidak tahun sejarah hidup Baek-mae, marah pada kurangnya rasa hormat yang ditujukan pada atasannya. Tapi Gu tidak kaget. Faktanya, dia sudah menantikan reaksi seperti ini.
Baek-mae mulai mengusir Gu, tapi berhenti dengan kaget waktu Gu berkata, “Aku datang untuk memberitahumu tentang putramu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar