Terimakasih atas kunjungannya ke blog adilablogs , Jangan lupa meninggalkan jejak berupa KOMENTAR.

Sabtu, 10 September 2011

Sinopsis The Return Of Iljimae Episode 13


Gudang Sohn si jahat dikoosngkan, baik itu dari bangsawan Choi yang disekap disana dan juga harta2 yang disimpan disana. Dibawa ke tempat yang aman, Choi berterima kasih pada Iljimae atas bantuannya, sedangkan putrinya, Kyung-ok terlihat merindukan ayahnya. Malam itu, Kyung-ok menggumamkan nama Iljimae dalam tidurnya lalu bangun mendadak dan menyadari kalau Wol-hee telah mendengarkan. Ketimbang membuat alasan, Kyung-ok melakukan pendekatan langsung dan bertanya pada Wol-hee tentang Iljimae, bagaimana dia bisa mendapatkan nama yang aneh seperti itu.


Pertanyaan ini membuat Wol-hee tidak nyaman khususnya karena Wol-hee tidak tahu jawabannya. Kyung-ok membuat pernyataan kalau itu sangat aneh – apakah Wol-hee tidak penasaran? Bagaiamana Wol-hee bisa menikah dengan pria tapi tidak tahu asal usul pria itu? Kalau itu dia, maka dia akan mencari tahu. Wol-hee beranjak keluar dan menemukan Iljimae menggelar tikarnya disana ketimbang di kamarnya sendiri.


Iljimae berpikir suasananya akan nyaman bagi Choi bila ruangannya tidak penuh. Wol-hee sedikit terganggu pada sindiri Kyung-ok jadi dia berkata pada Iljimae rasanya aneh Iljimae terganggu melakukannya ketika dia menghabiskan malam dengan Kyung-ok di gua. Iljimae tertawa dan berkata kalau dia lebih baik menghabiskan malam diluar saja.


Ketika ditanya soal pertemuan dengan Yeol-gong, Iljimae mulai mengaku tentang apa yang dikatakan Yeol-gong dan tentang Dal-yi… tapi dia menghentikan dirinya, dan malah meminta Wol-hee untuk bermain kecapi. Setelah Wol-hee memainkan kecapi untuk Iljimae, mereka menghabiskan waktu dengan membaca nasib masing2, saling bercanda berapa banyak anak yang akan mereka miliki.


Mimpi buruk Iljimae masih saja kembali dan Iljimae dikunjungi oleh lebih banyak kenangan eksekusi Dal-yi. Iljimae yang bergumam dalam tidurnya membuat Wol-hee khawatir lalu membangunkan Iljimae. Meski dia berkata kalau dia baik2 saja, tapi Iljimae berkeringat dingin dan suhu badannya tinggi. Iljimae menyingkirkan tangan Wol-hee ketika Wol-hee memeriksa dahinya.


Pagi artinya waktu bagi Choi dan putrinya untuk pergi. Choi berterima kasih pada Iljimae dan siap untuk pergi, tapi Kyung-ok, dalam suasana hati muram, tidak bergerak sama sekali untuk bergabung dengan ayahnya. Menebak masalahnya, Wol-hee menangani gadis itu, mengatakan kalau Kyung-ok naksir Iljimae. Kyung-ok mengakui kebenaran itu dan mengejutkan semua orang dengan memohon untuk diijinkan tetap tinggal: “Aku tahu aku seharusnya tidak mengatakan ini, tapi jika bukan untuk Iljimae, aku pasti sudah diinjka oleh Sohn Seok-joo dan mati. Biarkan aku bersama Iljimae.”

Choi tentu saja sangat ingin menjadikan Iljimae menantunya, dan mata beralih pada Wol-hee, yang menjawab kalau Kyung-ok harus bertanya sendiri pada Iljimae. Iljimae sendiri tidak menjawab pertanyaannya dan malah meminta kedua orang itu bergegas. Choi kecewa tapi menerima hal ini; Kyung-ok tidak rela dan ikut di belakang dengan suram.


Iljimae menunjukkan arah yang tepat pada Choi, karena mereka akan meninggalkan Hanyang untuk daerah yang lebih aman, dan untuk kebaikan Choi sendiri. Iljimae memberitahu bangsawan itu kalau dia akan menghukum Sohn dengan pantas, lalu memberi Choi sejumlah uang untuk perjalannya. Ketika Kyung-ok terus menyeret kakinya, Iljimae memberitahu gadis itu apa yang akan dia lakukan: dia akan membunuh Sohn Seok-joo, memotong tubuhnya dan memberikannya pada anjing. Orang macam inilah Iljimae jadi Kyung-ok lebih baik pergi dengan ayahnya saja.


Wol-hee tertawa ketika dia mendengar ini, sebab dia berpikir Iljimae mengarang alasan terlalu jauh untuk membohongi Kyung-ok. Setelahnya, Iljimae hanya perlu mengatakan kalau dia (Wol-hee) adalah satu2nya wanita baginya. Iljimae tidak merasa keadaan itu lucu, meski dia memang ingin mengatakan itu untuk menakuti Kyung-ok, tapi itu juga tidak sepenuhnya bohong. Dia benar2 ingin membunuh Sohn. Wol-hee kaget pada pernyataan ini.

Gu Ja-myung telah memerintahkan anak buanya untuk mengawasi Cha-dol dan Bae kalau2 mereka mengarahkan ke bukti keberadaan Iljimae. Rasa perhatian Gu ini adalah bentuk rasa sayang Gu sebagai seorang ayah – dia harus menghentikan Iljimae menyerang bangsawan/orang kaya korup sebab hal itu hanya akan berakhir buruk. Di sisi lain, Baek-mae sedang dalam perjalan ke Hanyang untuk bergabung dengan Gu dan dia tentu ingin menemukan putra Baek-mae. Itu artinya, Cha-dol dan Bae mendapati dirinya terjebak di dalam rumah, sebab kalau mereka keluar mencari Iljimae, mereka mungkin akan membuatnya tertangkap. Mereka sangat ingin bergosip tentang pahlawan mereka, jadi ketika penjaja garam tiba di gerbang mereka, mereka meminta info pada pria itu.


Sang penjaja garam telah mendengarkan beberapa info, sebab temannya adalah salah satu pelayan di rumah Sohn – tapi dia menghentikan keingintahuan Cha-dol dan Bae soal gossip dan menahannya sampai mereka berjanji untuk membeli garam dalam jumlah besar sebagai ganti info yang dia berikan. Mereka dengan enggan membeli garam dan penjaja itu mengatakan bangsawan Choi lolos dari rumah Sohn dan semua itu berkat Iljimae.


Yeol-gong kaget mendengar keputusan Iljimae untuk membunuh Sohn. Dia memperingatkan Iljimae meskipun maksudnya baik tapi Iljimae harus menahan dirinya. Iljimae mengingatkan kalau dia sudah memilih jalur yang benar – dia bukan orang yang haus darah tapi dia berpikir dengan jujur kalau itu adalah cara yang terbaik untuk menyingkirkan orang yang sudah banyak menyakiti orang lain. Iljimae mengatakan pelajaran yang dia peroleh dari ayah angkat Dal-yi kepada Yeol-gong bahwa satu orang menemukan jalannya melalui orang lainnya, cara pedang adalah dengan pedang, bertarung melalui bertarung. Dia sendiri belajar semua seni bela diri untuk menghabisi orang macam Sohn.

Biksu itu mengatakan kalau Iljimae tidak boleh membohongi dirinya sendiri – itu hanya alasan bagi Iljimae untuk menjalankan keinginan pribadinya. Iljimae dalam diam bertanya-tanya motif pribadi apa yang dia miliki untuk membunuh Sohn? Biksu menantang, “Apa kau belum menyadarinya? Atau kau berpura-pura tidak tahu?” ketika Iljimae bersiap-siap pergi malam itu, Wol-hee bertanya apakah Iljimae harus pergi – dia takut. Apakah tidak ada cara lain untuk menagakkan keadilan? Wol-hee berkata, “Aku tahu kenapa kau melakukan ini. Kenapa kau harus melakukannya?”


Mungkin Iljimae sudah tahu tapi belum benar2 dia sadari jadi dia sama sekali tidak berkomentar apa2. Oleh karena itu, dia kaget waktu Wol-hee berkata padanya, “Ini karena Dal-yi.” Kalimat ini menghentikan Iljimae dan mereka pun duduk untuk bicara. Wol-hee mengingatkan Iljimae pada kata2 pertama yang dia ucapkan padanya – dia memanggilnya Dal-yi. Ketika Iljimae pergi setelah pertemuan pertama mereka, Wol-hee tidak bisa melupakan Iljimae atau pun nama yang Iljimae gunakan untuk memanggilnya.

Khawatir karena Iljimae mungkin tertangkap, Wol-hee membuka telinganya dan mendapatkan info kalau gadis bernama Dal-yi telah dieksekusi secara tidak adil. Wol-hee berkata, “Ini karena Dal-yi, kan. Gadis yang mirip denganku hingga kau takut orang lain akan mati dengan sia-sia. Itu yang kau takutkan.” Iljimae menjawab, “Iya. Dal-yi meninggal karena plot konspirasi. Dia meninggal bahkan ketika dia tidak tahu hal salah apa yang sudah dia perbuat.”


Iljimae tetap pergi tapi itu bukan tanpa rasa ragu; dia berhenti beberapa saat tapi mengubah pikirannya lagi dan melanjutkan misinya. Seorang polisi yang jahat datang ke rumah Sohn dan percakapan mereka jelas: “Kenapa anda memanggil saya, Tuan?” Aku pikir kau ingin bertemu denganku.” Tapi pria tampan ini datang untuk membawa pesan untukmu…”


Iljimae menginterupsi dengan berkata, “Itu aku.” Dia datang kesini untuk menghukum mereka berdua – petugas itu karena disuap oleh Sohn dan Sohn atas semua perbuatan jahat yang telah dia lakukan, termasuk rencananya untuk menculik anak Choi. Ketika para pria itu ketakutan dihadapannya, Iljimae memegang pedangnya hingga ke leher petugas polisi itu… kemudian menggoreskan sedikit luka di lehernya. Iljimae mengampuni hidup petugas itu, memperingatkan agar petugas itu menjalani hidup yang lurus mulai dari sekarang.


Bernafas lega, petugas itu berterima kasih pada Iljimae. Sohn berpikir kalau dia akan dilepaskan dengan mudah juga, tapi Iljimae berkata kalau kejahatan Sohn sepuluh kali lebih buruk dan menghasilkan hukuman yang lebih besar. Jadi saat Iljimae memandang keliling untuk beberapa saat, Sohn meraih tombaknya dan menyerang; kedua pria itu bertarung hingga ke halaman.

Dengan membeli tumpukan garam, Bae dan Cha-dol mendapati kalau Iljimae mungkin akan muncul malam ini, dan melihat saat Sohn mengumpulkan anak buahnya untuk memerangi Iljimae. Bae memperhatikan kalau ini bukan pelayan biasa tapi sebenarnya adalah tentara yang sudah terlatih – salah satunya adalah petarung yang ahli dengan tombaknya, bahkan mungkin lebih kuat dari si ahli wal-do dari episode sebelumnya.


Sohn menyerahkan senjatanya ke si ahli tombak, membiarkan petarung itu yang meladeni Iljimae sedangkan dia mencari tempat yang aman. Pertarungan satu lawan satu. Selama pertarungan ini, Bae dan Cha-dol menggigit kuku mereka karena khawatir akan keselamatan Iljimae – dia membela dirinya dengan baik tapi pria dengan tombak itu terlihat sangat kuat. Akan tetapi, Iljimae benar2 tahu bagaimana menggunakan sis lemah lawannya dan memindahkan pertarungan itu ke dalam ruangan yang membuat gerakan tombak menjadi terbatas. Dia menjebak tombak itu dan menendang sang petarung, membuatnya kalah.

Iljimae beralih ke Sohn, membuatnya khawatir dan menyuruhnya untuk meminta anak buahnya menjatuhkan senjata mereka. Sambil gemetaran, Sohn menuruti, dan anak buah Sohn pun menjatuhkan senjata mereka. Sohn memohon agar nyawanya diampuni, dan terlihat untuk beberapa saat kalau Iljimae benar2 tidak punya belas kasih. Tapi dia berhenti menyerang pada saat2 terakhir, dengan penyesalan yang sangat besar. Iljimae tidak akan membunuh Sohn tapi dia juga tidak akan membebaskannya.

Menarik sesuatu dari sakunya, Iljimae menyalakan benda itu – granat kuno – dan melemparkannya ke gudang Sohn yang membuat segalanya terbakar. Dia lalu memperingatkan Sohn bahwa kalau dia tidak berubah, Iljimae benar2 akan membunuhnya lain kali. Dia meninggalkan bunga plum-nya sebagai kompensasi untuk semua perbuatan illegal yang baru saja dia lakukan dan membiarkan Sohn meratapi kehilangannya.


Petugas Gu menerima berita tentang kebakaran di rumah Sohn dan bergegas ke tempat kejadian dimana dia menemukan Bae dan Cha-dol sedang mengintai. Mereka mencoba untuk kabur tapi Gu menghentikan mereka, bertanya apakah Iljimae yang memicu kebakaran ini. Gu memerintahkan anak buahnya untuk memadamkan api itu dan membawa kedua orang ini ke markas. Perdana Menteri Kim juga tahu soal kebakaran ini dan keterlibatan Iljimae. Kim merasa kalau ini sangat menarik dan jelas Iljimae sangat ahli. Soo-ryun melaporkan balik pada Gu kalau kebakaran di rumah Sohn tidak ada detailnya. Faktanya, mereka bersikeras kalau kebakaran itu karena kecelakaan, tahu kalau mengatakan yang sebenarnya akan membongkar kejahatan mereka.


Tanpa ada arahan lagi, Gu beralih ke Bae dan Cha-dol dan bertanya bagaimana dia bisa bertemu dengan Iljimae. Karena mereka diintimidasi oleh petugas polisi dan tidak mau membuat Iljimae dalam masalah, mereka mengatakan kalau mereka tidak tahu – mereka hanya berusaha melihat Iljimae lewat keberuntungan. Gu kehilangan kendali! Jika ceritanya benar maka Iljimae telah menjadi buronan dan Sohn adalah orang yang sangat penting. Dia tidak hanya kaya tapi dia cukup berkuasan untuk menjadi pejabat pemerintah. Untuk itu, Gu harus menemukan Iljimae sebelum Sohn melakukan hal buruk.


Ketika Iljimae pulang ke Wol-hee yang menunggu, Iljimae mengatakan pada Wol-hee kalau dia tidak membunuh Sohn. Tapi Iljimae membakar rumahnya dan bahkan Iljimae kaget pada aksinya sendiri: “Aku tidak tahu kenapa aku melakukan itu.” Percakapan ini sangat bagus. Keduanya saling duduk. Wol-hee duduk di dalam sedangkan Iljimae di luar, dan keduanya menghadap ke arah yang berlawanan. Wol-hee mengakui kekhawatirannya demi keselamatan Iljimae, sebab dia tahu apa yang Iljimae lakukan atau kemana dia pergi. Setiap kali dia bertanya-tanya, bagaimana kalau Iljimae tidak akan kembali?

Wol-hee mengerti kalai Iljimae yakin pada apa yang dia lakukan – tapi malam ini, Iljimae berbeda: “Malam ini, kau adalah Iljimae yang tiga tahun lalu yang tidak dapat melupakan Dal-yi.” Hal ini membawa mereka kembali ke percakapan mereka sebelemnya. Penyerangan hari ini bukanlah untuk kebaikan yang paling besar tapi lebih kepada keperluan untuk memuaskan rasa takut Iljimae dan rasa bersalah karena tidak mampu menyelamatkan Dal-yi.


Berikutnya adalah segmen yang menakjubkan, percakapan Iljimae dan Wol-hee disela oleh percakapan Gu Ja-myung, Bae dan Cha-dol yang bermalam di markas polisi. Gu menceritakan cerita masa lalu Iljimae dan di saat yang sama Iljimae juga menceritakan tentang masa lalunya pada Wol-hee. Cerita mereka saling bersinergi dengan sangat indah.


Iljimae memulai ceritanya dari awal, dari saat ketika ayahnya yang bangsawan memperlakukan ibu Iljimae yang seorang budak dan membuangnya keluar serta meninggalkan Iljimae untuk mati. Ketika sampai di saat bagian tentang Dal-yi, Iljimae berkata, “Dal-yi adalah orang pertama di tanah Joseon yang tersenyum padaku dan membuatku tersenyum. Bagaimana bisa aku melupakan Dal-yi yang itu?” Di dalam ruangan, tidak terlihat oleh Iljimae, Wol-hee menangis tanpa suara. Begitu pula dengan Cha-dol yang tersentuh mendengar cerita tentang masa lalu Iljimae.


Dan akhirnya, Baek-mae tiba di luar Hanyang, perjalannya hampir selesai. Dia melewati jalan dengan pengelana lain tiba dari arah yang berlawanan, yang bercerita tentang pria yang dengan sengaja membakar rumah seorang bangsawan malam sebelumnya. Baek-mae kaget mendengar nama yang disebut, dan dia berbalik ke kedua pria itu dan bertanya, “Apa yang kau bilang dilakukan oleh Iljimae?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar