Sinar popularitas tidak membuat cowok kelahiran 18 Juni ini silap mata.
Ibunda Dicky, Sri Yetty Mulyawati, menuturkan, ketika sekolah Dicky kerap emosional.
“Justru setelah berkarier dan menerima banyak tekanan, Dicky lebih tenang dan sabar. Dia lebih sayang dan memperhatikan orangtua. Sampai keponakan pun, dia sangat sayang. Kalau saya butuh, dia menawarkan bantuan. Dulu, dia yang meminta kepada saya,” tutur sang bunda.
Tak mudah bagi Dicky bersabar dalam tekanan. “Waktu dan frekuensi kegiatan padat, sistematis. Dia mengeluh lelah, kangen, dan sempat bilang ingin berhenti dari SM*SH,” Yetty bercerita.
Saat putranya mulai loyo, Yetty mengingatkan tidak ada ruang di dunia ini untuk mereka yang mudah menyerah. Banyak yang ingin jadi penyanyi. Banyak pula bintang sinetron ingin punya album rekaman. Tidak semua dapat kesempatan itu.
Sejak kecil, Dicky punya bakat menari. Di usia belasan, dia terlihat menyimpan minat besar di dunia hiburan.
“Dia memiliki jiwa kompetisi. Saya ingat, Dicky, Ilham, dan Reza dilirik ketika mengikuti kompetisi menari. Ketika itu, saya membatin: ‘Semoga kali ini anak saya jadi (sukses).’ Alhamdulillah, jalan mereka dibukakan Allah,” kenangnya, bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar